Camat Sebut Keluarga Miskin yang Tinggal di Muara Kali Anyer Ber-KTP Kota Cilegon

SERANG – Sepasang suami istri yang tinggal di sebuah gubuk berada di pinggir muara kali Anyer dan diterpa kemiskinan tersebut langsung didatangi oleh pihak Kecamatan Anyer.

Unsur desa, kecamatan bersama Satpol PP serta Rukun Tangga (RT) setempat langsung mengunjungi lokasi kediaman Ifan dan Puput setelah diberitakan oleh Fakta Banten, pada Rabu (26/5/2021) kemarin.

Camat Anyer, Khairil Anwar mengatakan, bahwa Ifan dan Puput baru menempati gubuk tersebut selama tiga bulan lamanya.

Camat menemukan bahwa Ifan merupakan warga ber-KTP Kota Cilegon, di Lingkungan Cerlang, Kelurahan Gunungsugih, Ciwandan.

Saat ini, lanjut Camat, Ifan dan Puput pindah ke tempat tersebut lantaran ada sedikit ketidak harmonisan dengan orang tua tirinya.

Kondisi Gubuk yang ditempati Ifan dan keluarga kecilnya di muara Anyer /Dok

“Baru tiga bulan di lokasi sini, sementara kalau KTP-nya alamat Cilegon, Gunungsugih, Kecamatan Ciwandan. Jadi awalnya dia ikut orang tuanya, tetapi karena ada sedikit kurang harmoni dengan orang tua tirinya akhirnya dia misahkan diri dan menemukan tanah kosong disini milik perusahaan numpang sebentar,” ujarnya saat dikonfirmasi Fakta Banten, Kamis (27/5/2021).

Orang tua Ifan sendiri bertempat tinggal di Kampung Cikeuyeup, Desa Mekarsari, Kecamatan Anyar.

Pihak kecamatan sendiri mengaku tidak bisa untuk melakukan pembangunan rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) untuk Ifan dan Puput, lantaran tanah yang ditempati gubuknya bukan milik pribadi, melainkan milik perusahaan swasta.

“Nanti kami bantu ya, kalau kami bantu untuk bangun rumah tidak bisa karena ini tanah milik orang lain,” jelasnya.

Pihaknya juga akan membantu kemauan Ifan apakah ingin pindah kependudukan di Kabupaten Serang atau tetap menjadi warga Kota Cilegon.

“Tapi akan kami bantu dia mau kemana ini, apa dia mau ke Ciwandan atau dia mau ke Anyer, harus punya keterangan pindah ke Kecamatan Anyer lewat Disdukcapil,” tuturnya.

Selain itu, Ketua RT setempat bersama tokoh masyarakat pun akan membantu mencarikan lokasi tempat tinggal sementara untuk Ifan dan Puput.

Sebelumnya diberitakan, Ifan dan Puput mungkin tidak pernah menyangka akan merasakan hidup yang begitu sulit pasca menikah 5 tahun lalu.

Mengalami hidup kurang harmonis dengan keluarga orang tuanya, dagangannya bangkrut, terkena PHK dari tempat kerja karena Covid-19, hingga akhirnya mereka memutuskan tinggal di bantaran muara sungai dengan rumah bilik hanya berlapis terpal, yang bisa disebut dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.

Kondisi keluarga kecil dua sejoli ini nampak tetap tegar, meski harus bertahan hidup di Gubuk yang menumpang di lahan milik orang lain. (*/Roel)

Honda