Di Cilegon Kena Gusur dan Milih Tinggal di Anyer, Selain Ekonomi Sulit, Ifan Juga Kesulitan Bikin KTP

Hut bhayangkara

KISAH IFAN DAN PUPUT DI GUBUK

Gubuk keluarga Ifan dan Puput ini berlokasi di Kampung Cempaka, Desa Anyer, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang.

Untuk menemukannya tidak mudah, karena kita harus masuk dari gang sebelah Kantor Unit Bank BRI di Anyer, dan kemudian melewati jalan setapak ke lahan kosong di belakang pemukiman warga Kampung Cempaka. Sekitar 300 meter berjalan kaki atau motor untuk menuju gubuk Ifan dan Puput itu.

Bagi Ifan yang baru berusia 30 tahun dan Puput istrinya berusia 23 tahun, tinggal di tempat itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Tapi bagaimana dengan Sultan, balita usia 3 tahun itu harus mendapat perhatian serius. Karena tinggal di lahan yang jauh dari tetangga, dan persis di pinggir kali, tanpa air bersih tanpa aliran listrik, tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya.

Untuk mendapatkan air bersih dan mandi, keluarga Ifan ini pergi ke mushola, di perkampungan warga Cempaka, yang jaraknya sekitar 300 meter. Sedangkan untuk mencuci pakaian dan piring, karena gubuknya di pinggir muara, Puput sang istri tinggal turun ke air yang ada persis di sebelah gubuknya itu.

Ifan sendiri bukannya tidak mau kerja yang layak dan berpenghasilan tetap, dia pernah menjalaninya namun nasib berkata lain. Tanpa skill keahlian yang baik, tentu saat ini sulit mendapat pekerjaan di tempat yang nyaman. Ifan salah satu yang terdampak PHK akibat Covid-19 dari proyek di industri Cilegon yang sempat dilakoninya. Ifan dan Puput juga pernah bekerja di salah satu pabrik di Bogor, Jawa Barat.

Loading...

Ifan juga mengaku sempat berdagang nasi goreng dengan modal dari uang hasil kerjanya. Namun sayang usahanya bangkrut karena banyak diutangi oleh pelanggan.

Awalnya mereka tinggal dengan keluarga, kemudian mengontrak, dan karena tidak mampu bayar lagi akhirnya memutuskan untuk pindah ke gubuk tersebut.

Ketika kami menanyai perihal kenapa tidak balik lagi tinggal di rumahnya atau di rumah mertuanya, ia mengaku tidak bisa tinggal di rumahnya karena pernikahaannnya tidak direstui keluarga ibu tiri dari Ifan.

“Ibu tidak cocok dengan istri saya, lebih baik kami hidup mandiri di luar saja,” ungkap pria yang mengaku berpendidikan hingga SMA ini.

Dia juga tidak mau tinggal di rumah mertuanya karena malu jika tidak bekerja. Puput, istri Ifan ini merupakan wanita yang berasal dari Lampung.

Begitulah cerita keluarga kecil Ifan Puput dan anaknya yang baru berusia 3 tahun bernama Sultan. Sudah 3 bulan ini tinggal di Gubuk beratapkan terpal persis di Pinggir Muara Kali Anyer.

DPRD Pandeglang

Ternyata masih ada warga yang kurang beruntung hidup di tengah mewahnya Pariwisata Anyer dan geliat Industrialisasi di wilayah tetangga Kota “Dollar” Cilegon. (*/Abidin)

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien