Indomaret dan Alfamart Harus Sinergi dengan Warung Tradisional
SERANG – Dirjen Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti, menyinggung keberadaan warung tradisional di Provinsi Banten, agar bisa bersinergi dengan Ritel modern (minimarket) dan bersaing secara sehat.
Hal ini diungkapkannya pada rapat koordinasi dengan Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Provinsi Banten dan beberapa Kadis terkait, untuk membahas ketersediaan dan stabilitas harga bahan kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Mereka (masyarakat-red) boleh memilih kemana mereka akan beli, sesuai dengan kebutuhan mereka nantinya. Diharapkan agar ritel modern dan ritel konvensional (tradisional-red) tetap bersinergi agar masing-masing punya pasar,” ungkap Tjahya.
“Kedepan agar tidak ada lagi ritel konvensional yang tutup,” tambahnya.
Ia juga menambahkan, Kementerian Perdagangan dalam hal ini sudah melakukan pertemuan dengan pihak ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart agar menyesuaikan harga kebutuhan pokok dengan ritel-ritel tradisional.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pada beberapa wilayah di Provinsi Banten kehadiran ritel modern menjadi pro-kontra. Karena khawatir dengan hadirnya ritel modern bisa membuat ‘gulung tikar’ para ritel tradisional, khususnya yang berada di pinggiran kabupaten/kota.
“Sebuah keniscayaan, ada lebih dari 30.000 ritel modern yang tersebar di seluruh Indonesia. 1 ritel modern mempekerjakan lebih dari 10 orang. Kalau itu ditutup, akan ada ratusan ribu orang yang jadi pengangguran,” pungkasnya. (*/Ndol)