Kasus DBD di Serang Capai 108 dan 3 Meninggal, Dinkes: Bukan Urusan Kita

BI Banten Belanja Nataru

SERANG – Sebanyak 108 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ditemukan di Kabupaten Serang pada awal tahun 2020 hingga sekarang. Bahkan 3 orang diantaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang Riris Budiarni mengatakan, jumlah kasus DBD di Kabupaten Serang yang mencapai angka 108 tersebut tersebar di seluruh kecamatan se-Kabupaten Serang. Namun, dari total ada tiga orang yang meninggal.

“Di bulan Januari ada 39 kasus diantaranya 23 laki-laki, 16 perempuan dan satu orang meninggal asal Tanahara, bukan Februari sebanyak 46 kasus diantaranya 17 laki-laki, 29 perempuan dan 2 orang meninggal asal Nyompok dan petir,” kata Riri saat ditemui di ruang kerjanya, Kota Serang, Senin (9/3/2020).

Sedangkan untuk bulan Maret itu mencapai 23 kasus. Namun, data di bulan Maret belum direkap secara keseluruhan. Sehingga pihaknya tidak bisa menyebutkan secara detail.

Sementara, lanjut Riri, untuk kasus DBD di tahun 2019 mencapai angka 315 dan 3 diantaranya meninggal dunia.

“Rata-rata yang meninggal itu karena terlambat dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.

Pijat Refleksi

Karena, kata dia, pelayanan di Puskesmas sekitar tidak bisa menangani pasien DBD dengan dalih tidak adanya peralatan medis dan dokter spesialis. Oleh karena itu, pasien harus dirujuk ke rumah sakit (RS) terdekat. Jika lambat dirujuk maka pasien tersebut terancam meninggal dunia.

“Puskesmas hanya bisa periksa doang kalau yang mendiagnosa itu RS karena alatnya gak ada,” ungkapnya.

Ia pun menyarankan masyarakat untuk tidak melulu menyalahkan Dinkes Kabupaten Serang ketika kasus DBD itu tinggi. Karena tupoksi Dinkes bukan mengurusi DBD.

“Kalau Dinkes itu perannya bukan nangani DBD itu perannya Puskesmas. Kenapa yang diuber itu Dinkes,” pungkasnya.

Selain itu, ujar dia, tingginya kasus DBD di Kabupaten Serang karena ada peralihan musim dari panas ke hujan. Selain itu, ia juga menyalahkan perilaku masyarakat Kabupaten Serang yang minim akan kebersihan lingkungan menjadi faktor terbesar tingginya kasus DBD.

“Kalau kita berpikir logis bahwa urusan DBD itu harus tidak ada lagi kasus, kalau saja masyarakat mengerti tentang 3 M (Menguras, Mengubur dan Menutup) sehingga tidak lagi sarang nyamuk dan jentiknya,” tutupnya. (*/Ocit)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien