PWI Banten Gelar Puncak Peringatan HPN 2018 dengan Lomba Baca Puisi

Hut bhayangkara

SERANG – Puncak Acara Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banten pada Sabtu (4/8/2018) malam, bertempat di Taman Seni Budaya Sekretariat PWI, di Kota Serang.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pengurus PWI di Kabupaten/Kota se-Banten, dan juga para wartawan yang tergabung di PWI Banten. Turut hadir sebagai tamu undangan, Pengurus PWI Pusat, Atal S Depari dan Sofyan Lubis; Ketua Persatuan Insinyur Banten, Laksamana Eden Gunawan; dan Ketua PWI Kepulauan Riau, Ramon Damora, yang diundang khusus untuk menjadi juri lomba baca puisi.

Dalam acara Puncak HPN 2018 ini, PWI Banten menggelar lomba baca puisi antar wartawan, dan juga parade musik yang dimeriahkan oleh Grup Musik Rumah Balada Indonesia.

Kegiatan yang mengangkat tema ‘Kita wujudkan Persatuan, Integritas, dan Profesionalisme Wartawan’ ini, dimaksudkan untuk mengukuhkan persepsi bersama wartawan, dan juga mempererat tali silaturahmi wartawan se-Banten.

Demikian ini disampaikan oleh Ketua Pelaksana Peringatan HPN ke-72 Wisnu Anggoro dalam sambutannya.

“Kegiatan ini untuk memperkuat silaturahmi semua elemen, dan kegiatan ini juga diisi lomba baca puisi, dengan juri dari Sastrawan, Budayawan dan Insan pers,” ujar Wisnu dalam sambutannya.

 

Ketua PWI Banten Firdaus (tengah) bersama para pengurus dan anggota PWI Kota Cilegon di sela-sela Puncak HPN 2018 Banten / Dok
Loading...

Sementara itu, Ketua PWI Banten, Firdaus, menjelaskan pesan dari Puncak Peringatan HPN kali ini.

“Puncak HPN merupakan rangkaian kegiatan dimana lanjutan dari HPN Nasional pada 9 Febuari 2018 di Padang. Hasil dan putusan HPN Nasional disosialisasikan di Kabupaten/Kota terkait kebijakan PWI Pusat, Pemerintah dan Dewan Pers, dari Kabupaten dan Kota baru ke tingkat Provinsi,” katanya.

Firdaus juga menegaskan bahwa wartawan di Banten tetap komitmen dan sepakat untuk mempertahankan HPN pada 9 Februari, karena merupakan momentum bersejarah yang tak mungkin tergantikan.

“Kita ingin menancapkan konsolidasi psikologis bahwa 9 Februari 1946 merupakan tonggak seluruh Insan Pers bersatu. Sikap PWI jelas bahwa itu momentum historis, bahwa itu rangkaian untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dan kita berpegang pada UU Pers, Kode Etik, dan aturan Dewan Pers. Pers ini berposisi sebagai mitra pemerintah sehingga kedudukannya sejajar,” tegas Firdaus.

Firdaus juga menjelaskan bahwa puisi bisa menjadi media untuk wartawan berekspresi, dan menyuarakan isi hatinya.

DPRD Pandeglang

“Luapkan emosi kita dengan puisi ini, agar mayarakat luas mendengar dan terinspirasi,” tuturnya. (*/Doa-Emak)

[socialpoll id=”2513964″]

Ks rc
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien