Usai Viral, Kades Mander Edo Buka Suara Soal Polemik Belum Lunasi Pembelian 16 Ekor Sapi
SERANG-Pasca viral di media sosial, Kepala Desa Mander Edo Saefudin buka suara terkait polemik belum melunasi transaksi pembelian 16 ekor sapi dari pedagang asal NTB.
Edo mengakui bahwa memang dirinya belum melunasi transaksi pembelian sapi di tahun 2024 itu.
Kades Mander tiga periode itu bilang, pembayaran telah dilakukan dirinya secara bertahap.
Untuk pembayaran di muka, ia membantah bahwa pembayaran sebesar Rp 20 juta.
Melalui perantaranya, Edo telah membayar DP plus cicilan yang telah dibayarkan sekitar Rp 60 juta lebih.
“Pembayaran sekitar Rp60.500.000, itu sudah termasuk plus DP. DP itu saya bayar Rp 25 juta, namun Rp 5 jutanya diambil perantara Iwan. Saya ada itikad baik untuk berusaha melunasinya,” ungkapnya, Kamis (5/6/2025).
Pelunasan bertahap, dilakukan secara transfer berkali-kali melalui rekening perantara Iwan.
Dengan Iwan, Edo intens berkomunikasi terkait belum lunasnya pembelian ini.
“Tahun 2024 terakhir ketemu (pemilik sapi) bulan 6 kalau gak salah. Saya lupa tanggal berapa, di tanggal haji itu terus proses dua atau tiga bulan ketemu, saya lupa. Saya inten dengan Iwan,” bebernya.
Polemik ini, kata dia, ingin diselesaikan sendiri tanpa ada sangkut pautnya dengan desa. Sebab, pembelian sapi tersebut dilakukan atas nama dan uang pribadi, bukan menggunakan dana desa.
Selama proses pelunasan, Edo mengaku terus ditekan oleh sang pemilik atau pedagang hewan menurut penuturannya bernama Fadil.
Bahkan sang pedagang, ungkap Edo, pernah membawa orang-orang yang berperawakan seperti aparat.
“Ada tekanan, dia (Fadil selaku pemilik sapi) bawa seseorang berperawakan diduga aparat, saya bilang silahkan saja, saya sudah bayar. Dan lebaran kemarin 2024 saya bayar lagi 10 juta,” ungkapnya.
“Dia mengancam dan saya bilang, silakan saja. Saya sudah bayar,” sambungnya.
Edo menegaskan, bukan dirinya tak mau melunasi sisa pembayaran yang kurang dari pembelian sapi, hanya saja, kondisi keuangan yang mengharuskan menunda pelunasan.
Ditambah, Edo mengaku sempat ditipu oleh rekanan bisnisnya. Hal ini yang membuat dirinya belum bisa melunasi sisa pembayaran sampai sekarang.
“Iya secara janji dua Minggu, habis lebaran seminggu, ternyata kan uangnya di transfer ke orang, jadi orangnya kabur. (Di transfer) ke si Win, temen bisnis saya,” katanya.
“Waktu itu sapinya sudah dijual langsung ke tengkulak, kerugian kena tipu 120 juta,” sambungnya.
Terkait surat yang dijadikan jaminan untuk pelunasan, Edo mengaku surat rumahnya ada di tangan Fadil.
Edo pasrah apabila rumahnya ingin dijual. Hanya saja apabila rumahnya dijual, Edo ingin harga yang sesuai.
“Rumah saya sudah dijaminkan, bahkan surat-suratnya sudah dipegang Fadil (pemilik sapi). Kalau memang mau dijual, ayo kita cocokkan dulu nilainya. Masak rumah saya dijual begitu saja untuk menutup utang,” katanya.
Terakhir, Edo menegaskan akan menyelesaikan masalah pribadi ini.
“Saya mau tangani sendiri aja, jadi ibaratnya aib saya gitu,” tandasnya. (*/Ajo)
