Gerindra

6 Budaya di Kota Tangerang yang Masih Dilestarikan, Kamu Wajib Tahu!

 

FAKTA – Tangerang, salah satu kota di Indonesia yang terletak di Provinsi Banten, dikenal sebagai kota dengan kehidupan modern yang dinamis.

Namun, di balik kemajuan infrastruktur dan tingginya mobilitas masyarakat, Tangerang tetap mempertahankan kekayaan budaya lokalnya.

Berikut adalah enam aspek budaya khas Tangerang yang masih dilestarikan hingga kini.

1. Tradisi Palang Pintu

HUT Gerindra Atas

Tradisi palang pintu merupakan salah satu budaya khas Tangerang yang berasal dari Suku Betawi.

Awalnya, tradisi ini dilakukan dalam acara pernikahan atau penyambutan tamu penting. Prosesi palang pintu melibatkan pencak silat, saling berbalas pantun, serta pembacaan ayat suci dengan iringan alat musik tradisional seperti gendang pencak dan kecrek.

Tradisi ini tidak hanya menunjukkan kekuatan fisik, tetapi juga kecerdasan dan keramahan masyarakat Tangerang dalam menyambut tamu.

2. Peringatan Maulid Nabi di Sungai Cisadane

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sungai Cisadane menjadi salah satu tradisi unik di Tangerang.

Masyarakat berkumpul di tepi sungai untuk berdoa bersama, menciptakan suasana religius yang kental. Acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, seperti pengajian, pembagian makanan, dan silaturahmi antarmasyarakat.

Sungai Cisadane, yang menjadi ikon Tangerang, menjadi saksi betapa eratnya hubungan antara alam dan budaya di kota ini.

3. Sedekah Bumi

Gerindra tengah

Sedekah bumi adalah tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tradisi ini biasanya dilengkapi dengan doa bersama, pertunjukan seni lokal, dan pembagian makanan kepada masyarakat.

Sedekah bumi tidak hanya menjadi ajang bersyukur, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga. Melalui tradisi ini, masyarakat Tangerang menunjukkan penghargaan mereka terhadap alam dan hasil bumi.

4. Keramas di Sungai Cisadane

Menjelang bulan Ramadan, masyarakat Tangerang memiliki tradisi unik yaitu keramas di Sungai Cisadane. Mereka menggunakan merang (batang padi yang sudah kering) sebagai bahan pembersih alami.

Tradisi ini dipercaya dapat membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan suci. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen untuk berkumpul dan mempererat tali silaturahmi antarmasyarakat.

5. Jalan Sarungan

Jalan sarungan adalah tradisi di mana masyarakat berjalan bersama memakai sarung sepanjang rute yang telah ditentukan.

Tradisi ini tidak hanya menunjukkan kekompakan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan identitas budaya masyarakat Tangerang. Jalan sarungan sering dilakukan dalam rangka memperingati hari-hari besar keagamaan atau acara adat lainnya.

6. Peh Cun

Peh Cun adalah tradisi perlombaan balap perahu yang berasal dari komunitas Tionghoa di Tangerang. Tradisi ini telah ada sejak lama dan tetap dilestarikan hingga kini. Peh Cun biasanya diadakan di sungai-sungai sekitar Tangerang dan diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Selain sebagai ajang perlombaan, Peh Cun juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antaretnis dan menjaga keberagaman budaya di Tangerang.

Tangerang adalah kota yang berhasil memadukan kehidupan modern dengan pelestarian budaya lokal.

Berbagai tradisi seperti palang pintu, peringatan Maulid Nabi di Sungai Cisadane, sedekah bumi, keramas di sungai, jalan sarungan, dan Peh Cun menjadi bukti bahwa masyarakat Tangerang tetap menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka.

Di tengah pesatnya perkembangan zaman, budaya lokal tetap menjadi identitas yang membanggakan bagi kota ini. ***

KPU Pandeglang Penetapan Pemenang Pilkada
Gerindra bawah berita
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien