Marak Perburuan Jernang, Trend Baru Perambahan Hutan di Ujung Kulon

Dprd

PANDEGLANG – Baru-baru ini hutan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) kembali terusik dengan adanya aktivitas di zona perlindungan oleh para pemburu buah rotan jernang (Daemonorops Draco), yang akhir-akhir ini semakin marak.

Harga jual yang tinggi dan jaminan harga yang terus meningkat, membuat komoditas hasil hutan ini menjadi buruan utama para perambah yang tidak bertanggung jawab di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) saat ini.

Menurut keterangan salah seorang warga, para pemburu dalam melakukan pemanenan buah tersebut selalu dengan memangkas pangkal batang pohon rotan.

“Dipotong dari bawah, biasanya,” ujar Feri kepada faktabanten.co.id, Minggu (9/7/2017).

Aktivitas perambahan buah jernang tersebut hingga saat ini masih terus berlangsung, bahkan seakan dibiarkan dan dilindungi oleh oknum di TNUK.

Sankyu rsud mtq
Dede pcm hut

Dalam satu waktu ada pengunjung TNUK pernah bertemu dengan sekawanan pemburu buah jernang di Kawasan Gunung Payung baru-baru ini.

Bahkan sekawanan perambah itu bisa mencapai puluhan orang dalam satu kelompok.

“Pernah saya ketemu dengan pemburu jernang di Gunung Payung, sekitar 30 orang saya ketemu,” ujarnya.

Beberapa dari warga yang tinggal di sekitar Kawasan TNUK menyayangkan adanya aktivitas tersebut. Menurut penuturan salah seorang pemuda Kampung Kiara Gondok, Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, aktivitas perambahan hutan dengan cara-cara merusak telah membuat resah masyarakat.

Warga yang enggan disebutkan namanya ini, berharap petugas dari Balai TNUK bisa lebih tegas dalam menindak para pelaku perambahan hutan di kawasan TNUK.

“Harusnya tegas, apalagi para pemburu ini beraktivitas di zona inti,” ujarnya tegas. (*)

 

Dprd dinkes kpni hut
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien