Mencari Jejak Harimau Jawa di Ujung Kulon
PANDEGLANG – Keberadaan harimau jawa (Pantera tigris javanica) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) masih menjadi misteri yang belum terungkap.
Objek kucing besar yang tertangkap kamera di Padang Penggembalaan Cidaon beberapa waktu lalu, belum bisa mengungkap eksistensi hewan yang telah dinyatakan punah oleh IUCN.
Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) bersama WWF Indonesia tengah melakukan analisa terkait keberadaan raja hutan ini di TNUK.
Dua tim dibentuk untuk mencari jejak harimau jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.
“Kita sudah bentuk tim untuk mencari kebenaran adanya harimau jawa di Ujung Kulon,” jelas Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK), Mamat Rahmat, saat Media Trip ke Pulau Peucang, Sabtu (23/9/2017) kemarin.
Sebanyak 15 kamera jebak (kamera trap) dipasang pihak taman nasional untuk mengintai keberadaan predator tersebut.
Kamera atau video trap dipasang di jalur atau daerah-daerah yang diduga digunakan kucing besar seperti macan tutul sebagai jalur lintasan atau lokasi mencari makan (berburu), minum dan istirahat.
“Kita pasang kamera di jalur lintasan, sumber mata air dan berburu makanan kucing besar,” tuturnya.
Pemasangan kamera trap dilakukan di wilayah sekitar Gunung Payung dan Gunung Talanja, yang disinyalir dihuni banyak kucing besar.
“Kedua lokasi tersebut yang tepat untuk hidup kucing besar karena daerah berbatu dan banyak terdapat gua,” imbuhnya.
Menurut Mamat, Taman Nasional Ujung Kulon menjadi habitat terbaik bagi kucing besar seperti harimau jawa.
“Catatan sejarah Ujung Kulon sebagai habitat terbaik badak jawa dan tidak ada sejarah pembantaian harimau jawa di Ujung Kulon,” pungkasnya. (*/yar)