Ramadan 2025, Harga Sembako dan Sayur di Lebak Merangkak Naik

LEBAK – Pada bulan suci Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok dan sayuran di pasar tradisional Kabupaten Lebak terus merangkak naik.
Kondisi ini membuat para pedagang dan konsumen sama-sama merasa kesulitan dalam berbelanja maupun berjualan.
Berdasarkan pantauan di Pasar Warunggunung dan Pasar Rangkasbitung, beberapa komoditas mengalami mulai kembali mengalami kenaikan harga yang cukup tajam.
Cabai oranye, misalnya, yang sebelumnya dijual seharga Rp60 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 140 ribu- Rp 160 ribu. Bawang putih juga mengalami kenaikan dari Rp40 ribu menjadi Rp 75 ribu per kilogram.
Tak hanya itu, harga sayuran pun melonjak drastis. Kentang yang biasanya Rp8 ribu per kilogram kini mencapai Rp20 ribu, sementara wortel yang sebelumnya Rp 7 ribu naik hingga Rp 25 ribu per kilogram. Selain sayuran, sembako lainnya seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir juga mengalami kenaikan.
“Beras premium yang sebelumnya Rp13 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp16 ribu. Minyak goreng kemasan juga naik dari Rp15 ribu menjadi Rp18 ribu per liter, sedangkan gula pasir yang sebelumnya Rp14 ribu kini menyentuh Rp17 ribu per kilogram,” ujar seorang pedagang di Pasar Warunggunung, Ibu Nurhalimah, pada Senin (10/3/2025).
Kondisi ini semakin memberatkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga yang harus mengatur pengeluaran dengan lebih ketat.
“Setiap tahun menjelang Ramadan sampai Idul Fitri , harga selalu naik. Padahal, kebutuhan rumah tangga justru meningkat di bulan ini. Kami harus lebih cermat mengatur belanja agar tetap cukup hingga Lebaran,” kata Ibu Suprihatin, seorang warga Rangkasbitung.
Menurut para pedagang, kenaikan harga ini dipicu oleh meningkatnya permintaan menjelang Ramadan serta faktor distribusi yang terkendala pasokan dari petani.
Cuaca yang kurang bersahabat juga berkontribusi terhadap berkurangnya hasil panen, yang akhirnya berdampak pada kenaikan harga di pasaran.
Pengamat ekonomi Riri Ansori menilai bahwa kenaikan harga ini perlu segera diantisipasi agar tidak semakin membebani masyarakat.
“Pemerintah harus memperketat pengawasan distribusi bahan pokok dan menggelar operasi pasar jika diperlukan. Jika tidak ada langkah konkret, lonjakan harga bisa terus berlanjut hingga menjelang Idulfitri,” ujarnya.
Masyarakat berharap adanya intervensi pemerintah dalam mengendalikan harga, baik melalui subsidi, operasi pasar, maupun pengawasan terhadap penimbunan barang.
Tanpa langkah tegas, dikhawatirkan lonjakan harga ini akan semakin memperburuk daya beli masyarakat di tengah kebutuhan yang meningkat selama Ramadan. (*/Sahrul).