Kemendes PDTT Dorong BUMDes Pasarkan Produk Unggulan Lewat Online
PANDEGLANG – Pemerintah Pusat melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus berupaya untuk mencari strategi guna mempercepat pembangunan daerah tertinggal khsusnya peningkatan ekonomi.
Salah satu upaya yang saat ini sedang dicanangkan Kemendes PDTT RI diantaranya
perlu mengimplementasikan teknologi dan inovasi. Salah satunya yakni membuka jaringan pemasaran di daerah tertinggal untuk produk-produk unggulan yang ada di pedesaan.
Apalagi dewasa ini, sebanyak 143,26 juta atau 54,68 persen dari total penduduk Indonesia adalah pengguna internet aktif. Sehingga hal itu menjadi peluang besar sebagai sasaran pemasaran produk unggulan daerah tertinggal.
Demikian yang dikatakan Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT, Samsul Widodo dalam Workshop Calon Pengelola BUMDes Dalam Upaya Membangun Ekonomi Digital Masyarakat Daerah Tertinggal di Pandeglang dan Lebak, disalah satu hotel di Pandeglang, Selasa, (17/4/2018).
“Melalui pengembangan digital ekonomi, masyarakat di daerah tertinggal dapat langsung berjualan secara online. Hal itu akan membuka relasi antara desa-desa di daerah tertinggal dengan kota-kota pusat pertumbuhan melalui teknologi informasi,” ujar Samsul.
Nantinya, BUMDes dimasing-masing daerah bisa memasarkan produk unggulannya melalui berbagai platform startup jual beli yang sudah diminati jutaan masyarakat. Oleh karenanya, perlu ada pembinaan kepada pengelola BUMDes mengenai bagaimana memasarkan produk unggulannya secara menarik.
“Di era ini menuntut semua serba digital. Semua serba cepat dan efisien. Karena itu kita perlu melakukan lompatan ke depan, supaya tidak tertinggal,” imbuhnya.
Kemendes memandang, penguatan kapasitas masyatakat dalam memanfaatkan internet dan teknologi digital perlu segera dilakukan. Mengingat Pandeglang dan Lebak memiliki potensi SDA yang besar dan patut dikembangkan. Samsul berharap, program tersebut dapat mengurangi angka pengangguran di daerah tertinggal yang ada di Pandeglang dan Lebak.
“Selain itu, upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam bidang pengelolaan manajemen usaha digital ekonomi yang kian hari makin digemari,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita menambahkan, melalui workshop dan pelatihan ini adalah wujud kehadiran pemerintah dalam mengembangkan UMKM yang ada di BUMDes. Karena diakuinya, saat ini menjual produk sudah lebih murah meriah. Namun tetap saja hal itu perlu diber pelatihan kepada para pengelola BUMDes agar produknya bisa lebih mendunia.
“Pemerintah harus hadir untuk menguatkan sektor UMKM di 3226 BUMDes di Pandeglang. Tetapi mereka juga tidak bisa bekerja sendiri. Nanti kami akan berusaha terkait packing dan pemasarannya yang online dan elektronik. Karena sekarang lebih murah meriah. Mereka tidak mesti punya toko, tinggal pasarkan di Media Sosial. Kalau soal kualitas tidak kalah dengan daerah lain,” ujar Irna.
Workshop ini diikuti oleh 30 pengelola BUMDes asal Pandeglang dan 20 pengelola BUMDes asal Lebak. Selama 2 hari, mereka akan mendapat pelatihan mengenai pelatihan internet dasar dan Media Sosial sebagai sarana pemasaran produk unggulan. (Gatot)