Siaga Bencana, KSR PMI UNMA Banten Didik Calon Relawan

PANDEGLANG – Korp Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten menggelar Pendidikan Calon Relawan (Dicare) angkatan ke-12. Acara ini dibuka secara resmi di Aula Gedung Fakultas Keguruan dan Pendidikan UNMA Banten, Jumat (19/10/2018).

Kegiatan Dicare angkatan ke-12 yang digelar selama 3 hari di wisma Selat Sunda itu diikuti oleh 37 calon anggota baru Korp Sukarela (KSR).

“Pada hari Minggu nanti, di hari terakhir peserta akan diajarkan simulasi pertolongan pertama, karena KSR akan ikut masuk kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan jika ada bencana,” kata Fedrick Hardiansyah saat menyampaikan laporan ketua pelaksana.

Kegiatan Dicare tahun ini bertema, ‘menumbuhkan jiwa relawan KSR PMI Banten untuk menjadi relawan yang mampu bersinergi dengan masyarakat’.

Rizki Gorib Maki, komandan KSR mengatakan, Diklat ini adalah wadah kegiatan pertama bagi para peserta untuk menjadi relawan agar bisa dan mengerti ketika membantu masyarakat.

“Karena di PMI ini kader atau anggota harus memiliki skill untuk persiapan ketika terjadi bencana di salah satu daerah,” katanya.

Ia juga berharap, setelah kegiatan selesai, ada kegiatan keorganisasian untuk melatih skill agar lebih memahami cara-cara memberikan pertolongan.

Kartini dprd serang

“Setelah kegiatan diharapkan para calon relawan ini memiliki skill dan harus memahami basis pribadi,” imbuhnya dalam sambutan.

Sementara itu Wakil Rektor II Sanusi mengatakan, beberapa waktu lalu telah terjadi bencana gempa bumi di beberapa daerah, namun masih banyak masyarakat yang belum sadar atas bencana tersebut.

“Kejadian kemarin, gempa di Sulteng itu cukup besar setelah sebelumnya di Aceh, ini ada korelasinya, kita harus bisa mempersiapkan diri, kita harus bisa menyelamatkan diri untuk membantu masyarakat yang butuh pertolongan, kita harus sebisa mungkin bisa menyelamatkan diri dari bencana itu,” katanya saat memberikan sambutan.

“Ada orang selfi pas lagi ada bencana, itu kan salah satu contoh kurangnya kesadaran dalam bahaya. Kalau pengetahuan kita sudah mumpuni, kalo ada ombak pertama kita lari untuk menyelamatkan diri,” imbuhnya.

Ia berpesan, untuk ke depan ada kegiatan-kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh para sukarela.

“Berikan penyuluhan, saat ini kan pemberitahuan bencana baru ada jalur evakuasi dan gambar grafik saja, jangan menunggu dari instansi, bergerak lah untuk memberikan penyuluhan siaga bencana,” tandasnya yang langsung membuka kegiatan tersebut. (*/Dave)

[socialpoll id=”2521136″]

Polda