“Enak Tho Zamanku, Piye Kabare”, Film Ini Tayang di Bioskop Mulai 12 April

DPRD Pandeglang Adhyaksa

CILEGON – Sebuah film yang mengusung judul ‘Enak Tho Jamanku, Piye Kabare’ akan tayang serentak di bioskop tanah air mulai 12 April 2018 nanti.

Produser film ini, Qdemank Sonny Pudjisasono menjelaskan, film ini secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk mengingat kembali kejayaan masa lalu Indonesia, khususnya di era pemerintahan Presiden RI ke-2 Soeharto.

“Ya kami mengajak masyarakat untuk bernostalgia, bagaimana hebatnya dulu Indonesia waktu zaman Pak Harto dibandingkan sekarang,” kata Sony saat dihubungi via telepon genggamnya, Selasa (10/4/2018).

Kendati bertujuan untuk mengangkat citra kejayaan masa Soeharto, namun Sony melanjutkan, film ‘Enak Tho Jamanku, Piye Kabare’ ini merupakan cerita fiksi. Dimana film yang kemasannya mengusung genre drama, action dan komedi ini, menggambarkan bagaimana realitas kondisi sosial zaman sekarang, yang ternyata banyak disesali oleh masyarakat.

Enak Tho Zamanku Piye Kabare sendiri dibintangi oleh artis-artis muda yang sedang naik daun, seperti Ismi Melinda, Panji Addiemas, Ratu Erina, Eko Xamba, dan Ananda George. Selain artis-artis muda, dalam film ini juga menghadirkan artis-artis senior seperti Soultan Saladin, Dolly Marten, Otig Pakis, Yurike Prastika, dan Riza Pahlawan.

“Ini tentang bagaimana semangat perubahan oleh seorang anak yang justru malah mengacaukan sebuah warisan perusahaan,” kata Sony menjelaskan.

Sony yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Bappilu DPP Partai Berkarya menambahkan, film ini juga akan disemarakkan oleh kader-kader Partai Berkarya di daerah-daerah untuk dikenalkan kepada masyarakat, karena sebagai bagian dari strategi partainya untuk menggaet simpati rakyat.

Meski tidak secara spesifik menggambarkan era Soeharto, dan tidak langsung berkaitan dengan Partai Berkarya, namun Sony mengakui bahwa film ini mengangkat tema besar yang sama dengan jargon Partai Berkarya.

“Kita semua tahu jargon Piye Kabare, Enak Tho Zamanku itu milik siapa? Partai Berkarya mengusung jargon ini, dan rakyat Indonesia rindu dengan kejayaan masa lalu di era Pak Harto. Karenanya Partai Berkarya merasa penting untuk mendukung film ini,” imbuh Sony, seraya mengaku optimis film ini bisa diterima masyarakat, dan jadi bagian dari upaya Partai Berkarya mengedukasi masyarakat dengan cara berpolitik yang kreatif dan menyenangkan.

Loading...

“Kader Partai Berkarya akan menyambut film ini, dan di semua daerah akan ada nonton bareng yang digelar nantinya,” pungkas Ketua PERFIKI ini.

Sementara dilansir dari situs theatersatu.com, film ini berkisah tentang Pinuntun (Dolly Marten) yang disingkirkan secara brutal oleh kawanan GatoLoco (Eko Xamba), dalam tragedi rebutan warisan keluarga berupa hotel, restoran, dan klub hiburan.

Kesembuhannya diharapkan banyak pihak, terutama oleh Mbah Mangun (Otig Pakis) yang punya kepiawaian menggoreng menu makanan pokok dengan aneka bumbu khas alami,
sebagai hidangan nasi goreng enak bagi para pelanggan, termasuk orang-orang Belanda yang punya tradisi napak-tilas leluhurnya di Indonesia.

Paska terjadinya tragedi dan anarkisme, putra Pinuntun berjuluk Darmo Gandul (Pandji Addiemas) kembali dari perantauan, menikmati nasi goreng enak bikinan Mbah Mangun, serta ingin mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi.

Darmo Gandul menemukan banyak indikasi tidak beres dalam pengelolaan hotel, restoran, dan klub hiburan. Darmo Gandul bertemu Retno (Ismi Melinda), gadis penghibur yang pemberani dan sering menjadi sasaran kekerasan.

Retno sedang berusaha menyelamatkan adik perempuannya, yang dikuasai Mucikari (Evry Joe) serta akan dikirim ke negeri seberang sebagai tenaga kerja wanita penghibur. Saladin rupanya menjadikan hotel dan klub hiburan sebagai pusat kegiatan perdagangan manusia berupa pengiriman wanita-wanita penghibur ke luar negeri, sekaligus menjadikan hotel itu sebagai penampungan tenaga-tenaga kerja asing ilegal untuk selanjutnya disebarkan ke berbagai wilayah.

Kembalinya Darmo Gandul menjadi ancaman bagi kelangsungan kekuasaan Saladin. Untuk itu Saladin mengerahkan kawanan Gato Loco, berpasangan dengan Madon-A (Ratu Erina), untuk menyingkirkan Darmo Gandul. Gato Loco sendiri adalah teman karib Darmo Gandul semasa kecil tatkala sama-sama keblinger ilmu filsafat dan kanuragan di bawah asuhan Suhu (Reza Pahlawan).

Kini mereka harus berhadap-hadapan sebagai musuh. Tetapi kekuasaan dan jaringan kejahatan Saladin, tidaklah sesederhana yang dibayangkan banyak orang. Madon-A tidak lain adalah agen kaliber internasional yang selalu di bawah perintah seorang Pria Misterius bertongkat naga (Ananda George), yang menjadi Penghubung dalam matarantai grand design untuk menjadikan Saladin sebagai seorang penguasa.

Bagaimana selanjutnya? Tunggu 12 April nanti di bioskop-bioskop kesayangan anda, termasuk bioskop yang ada di Banten. (*/Angga)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien