Cilegon Kekurangan Ratusan Alat Antropometri, Pencegahan Stunting Terkendala?

Dprd ied

CILEGON – Dinas Kesehatan Kota Cilegon terus meningkatkan upaya pencegahan kasus stunting pada balita.

Dimana saat ini stunting tengah menjadi perhatian serius dari pemerintah pusat, sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Bahkan baru-baru ini, Presiden Joko Widodo menargetkan penurunan angka gagal tumbuh atau stunting sebesar 14 persen yang harus dapat dicapai pada tahun 2024.

Namun sepertinya upaya memenuhi program penurunan angka stunting di Kota Cilegon masih memiliki kendala cukup serius.

Pasalnya, Dinas Kesehatan mengakui bahwa Kota Cilegon masih kekurangan alat antropometri.

Hal ini dikatakan Kepala Bidang Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kota Cilegon, Febrinaldo.

Dari 385 posyandu yang tersebar di 43 kelurahan se-Kota Cilegon masih ada 224 posyandu yang belum memiliki alat antropometri.

“Pada 2022 alat antropometri 71 unit yang diadakan dari APBD dan DAK (dana alokasi khusus). Pada tahun ini rencana pengadaan 90 unit lagi dari APBD dan DAK sehingga kita masih kurang 224 unit lagi,” jelas Febrinaldo kepada wartawan.

dprd tangsel

Kondisi ini diungkapkan Febrinaldo di sela-sela pelatihan penggunaan antropometri bagi kader posyandu di Kecamatan Cibeber, Rabu (22/2/2023).

Hadir juga dalam acara pelatihan itu Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta.

Sanuji mengatakan alat antropometri sangat penting bagi kader posyandu, untuk upaya penanganan kasus stunting.

“Melalui alat ini bayi dan balita secara rutin diukur mulai dari tinggi badan, berat badan, lingkar lengan, serta lingkar kepala. Alat ini tingkat akurasinya tepat, jadi ada balita yang belum diukur akan diukur dengan ini supaya data stuntingnya betul-betul akurat,” ujar Sanuji.

Menurut Sanuji, saat ini stunting menjadi isu nasional yang tengah menjadi perhatian semua daerah. Meski stunting di Kota Cilegon terbilang kecil, yakni 3,7 persen tapi pihaknya terus bertekad agar lebih kecil lagi.

“Makanya kita perlu alat akurasi pengukur stunting ini. Sekarang kita masih membutuhkan ratusan lagi alat. Mudah-mudahan ke depan bisa direalisasikan,” harap Sanuji.

Febrinaldo juga berharap agar kader posyandu mampu melakukan deteksi dini untuk mencegah kasus stunting terjadi di Kota Cilegon.

“Dengan begitu deteksi dini balita stunting pun dapat dilakukan dengan segera. Ini tidak lain sebagai upaya kita agar stunting di Kota Cilegon mendekati nol,” harap Febri. (*/Red)

 

Golkat ied