Diduga Dampak Start Up Pabrik Kimia CAP, Rumah Warga Cilodan Retak-retak

CILEGON – Akibat Start Up atau beroperasinya kembali mesin pabrik kimia PT Chandra Asri Petrochemical (CAP), sejumlah rumah di dua RT yakni RT 15 dan RT 17 Link Cilodan, Kelurahan Gunungsugih, Kecamatan Ciwandan, dikabarkan mengalami retak – retak. Selain tembok rumah retak, suara mesin pabrik juga mengganggu pendengaran warga sekitar pabrik.

Dari pantauan Fakta Banten di lapangan, ada sedikitnya lima rumah yang mengalami keretakan tembok yang diduga akibat Start Up mesin pabrik PT Chandra Asri Petrochemical.

Ditemui, salah seorang warga Link Cilodan Nurhayati, membenarkan ada sedikitnya lima rumah yang mengalami keretakan akibat beroperasi PT CAP. Selain retak warga juga tidak bisa tidur akibat suara gemuruh yang sangat mengganggu pendengaran warga.

“Kejadianya semalam sekitar jam 02.00 WIB malam ketika kami terlelap, kami kaget dan terbangun, pas saya bangun tembok rumah saya retak, atap rumah bergetar, kaca jendela juga bergetar,” katanya, Minggu (15/9/2019) pagi.

Hingga kini suara gemuruh mesin pabrik masih terdengar, dan herannya pihak manajemen PT CAP tidak ada yang datang memberikan memberikan perhatian kepada warga.

Kartini dprd serang

“Yang saya heran udah tau mau Start Up kok pihak Chandra tidak memberikan pengumuman kepada warga dan tidak memberikan menutup kuping kepada warga,” kata warga mengaku kesal.

Selain Nurhayati keluhan yang sama juga dikatakan Senja warga lainya. Ia mengatakan akibat getaran yang sangat kencang membuat beberapa rumah mengalami keretakan.

“Selama saya tinggal disini baru kali ini suaranya sangat besar dan getarannya juga sangat besar, yang membuat rumah banyak yang retak,” katanya.

Selain rumah banyak yang retak, pihak PT CAP juga dituding selama ini kurang peduli terhadap warga sekitar. Padahal pemukiman di Link Cilodan, merupakan lokasi terdekat dan sangat terdampak akibat beroperasinya pabrik kimia PT Chandra Asri Petrochemical.

“Untuk itu dengan kejadian ini sebaiknya pihak Chandra cepat tanggap dan memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak, jangan mau untung warga yang kena imbasnya,” ketus Senja.

Sementara Corporate Secretary PT CAP, Suhat Muyarso, saat coba dikonfirmasi wartawan Fakta Banten via telepon genggamnya tidak memberikan jawaban. (*/RedRT)

Polda