PANDEGLANG – Seorang remaja di Mandalawangi, Pandeglang, Banten meninggal dunia, imbas dari perang sarung yang dilakukan oleh dua kelompok anak muda.
Korban itu adalah EA (17). EA yang masih duduk di bangku SMA ini menjadi korban lantaran kepalanya diduga terhantam benda keras yang dibungkus oleh sarung.
Kejadian naas itu terjadi pada Sabtu, (16/4/2022) pukul 02.00 WIB. Di mana dua kelompok anak mida yang terlibat perang sarung merupakan remaja dari Kampung Kaducina dan Kampung Balegede.
Dikutip dari Guludug Tipi, bahwa keluarga korban, Nurlaelis Syailendra (45) kepada menceritakan, kronologis meninggalnya EA diawali adanya aksi perang sarung antara anak-anak Kampung Kaducina dan Kampung Balegede.
“Ujung sarung anak-anak Balegede itu ternyata diikatkan ke batu dan botol. EA yang akan melerai malah dikeroyok dan dipukuli dengan sarung,” ungkal Lilis.
Lilis mengisahkan dari pengakuan korban dan anak-anak yang terlibat tawuran, bahwa dinihari menjelang sahur itu mereka seperti biasa terlibat tawuran bersenjatakan sarung.
Namun kali ini anak-anak dari Kampung Kaducina terdesak lalu lari ke masjid. Di masjid EA yang tengah mengaji terganggu, lalu keluar untuk menghalau anak-anak dari Kampung Balegede.
“EA pingsan dengan luka di sekujur tubuhnya terutama di bagian kepala,” katanya.
Jam 8 pagi EA dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang. Namun, lanjut Lilis, tim medis menyarankan dibawa ke rumah sakit di Kota Serang.
Keluarga EA kemudian membawanya ke RS Sari Asih untuk dilakukan CT Scan, lalu RS Sari Asih menyarankan dibawa ke rumah sakit di Jakarta untuk dilakukam tindakan operasi bagian kepala yang terjadi perdarahan.
Namun karena minim biaya, keluarga memilih membawa ke rumah sakit yang ada di Benggala, tiga kilometer dari RS Sari Asih.
“Ternyata di rumah sakit Benggala meminta biaya operasi lima puluh juta, akhirnya keluarga membawa pulang. Dan tadi sekira magrib korban meninggal dunia,” sebut Lilis. (*/Faqih)
