DPD PAN Cilegon Desak Pemerintah Tindak Tambang Pasir Diduga Ilegal Penyebab Jalan Rusak
CILEGON— Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cilegon, Alawi Mahmud, mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon untuk segera menindak aktivitas penambangan pasir di wilayah Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang diduga menjadi penyebab kerusakan jalan dan pencemaran lingkungan.
Menurutnya, bahwa kondisi jalan di JLS semakin memburuk akibat aktivitas lalu lintas truk pengangkut pasir.
Ia menilai bahwa ketidaktegasan pemerintah dan lemahnya fungsi pengawasan menjadi faktor utama terjadinya pembiaran terhadap kerusakan tersebut.
“Untuk mampu keluar dari kemelut ini, masyarakat menunggu langkah nyata dari pemerintah. Program-program belum berjalan dengan baik, dan fungsi kontrol DPRD juga masih lemah. Yang terjadi sehari-hari di Jalan Lingkar Selatan itu adalah tuntutan masyarakat, bukan tontonan yang terus merugikan akibat ulah para penambang,” kata Alawi, Senin (9/6/2025).
Meskipun tidak secara langsung menyebut aktivitas penambangan tersebut ilegal, Alawi mempertanyakan legalitas para pelaku usaha tambang pasir yang beroperasi di wilayah tersebut.
“Saya tidak menyebut ilegal, tetapi saya mempertanyakan legalitas penambang pasir yang ada di wilayah itu. Jangan sampai pemerintah melakukan pembiaran. Jalan Lingkar Selatan semakin hari justru makin rusak dan memperparah keadaan,” ujarnya.

Menurut Alawi, kerusakan jalan tidak hanya berdampak pada kenyamanan warga, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas.
Ia menilai bahwa keuntungan dari aktivitas tambang hanya dirasakan segelintir pihak, sementara kerugiannya ditanggung masyarakat luas.
“Korban kecelakaan meningkat, dan keberadaan penambang hanya menguntungkan segelintir golongan saja. Soal retribusi pun saya ragukan. Ini harus menjadi perhatian serius kita semua,” tegasnya.
Alawi juga memperingatkan bahwa jika Pemkot tidak segera mengambil langkah, dirinya bersama masyarakat tak menutup kemungkinan akan melakukan aksi protes.
“Jangan sampai kami turun bersama masyarakat untuk menyuarakan protes. Saat ini kami masih menunggu keseriusan pemerintah memperbaiki keadaan,” katanya.
Ia menambahkan, kondisi Jalan Lingkar Selatan sangat memprihatinkan. Saat hujan, jalan menjadi becek dan licin karena tercampur lumpur dan pasir, sementara pada musim kemarau, debu beterbangan dan menyebabkan polusi udara.
“Silakan dilihat langsung ke lapangan. Jalan JLS rusak parah. Kalau hujan, becek dan licin karena pasir. Kalau panas, debu dan polusi sangat mengganggu. Kita semua tahu penyebabnya adalah aktivitas penambangan pasir yang tidak tertib,” pungkasnya.(*/Nandi)