CILEGON – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Krakatau Tirta Industri (KTI) bekerjasama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) berencana membangun fasilitas pemanfaatan air laut untuk memproduksi air industri.
PT KTI yang merupakan anak usaha yang bergerak di bidang pengolahan air ini, melakukan kerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dalam proyek pemanfaatan air laut untuk produksi air industri yang saat ini masih jarang diaplikasikan oleh pelaku industri di Indonesia. Potensi air laut Indonesia yang melimpah menjadi dasar pengembangan proyek ini.
Penandatangan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Utama PT KTI Agus Nizar Vidiansyah bersama dengan Human Resources & Corporate Affair Director CAP Suryandi serta Monomer Feedstock Director CAP Ruly Aryawan sebagai perwakilan dari Presiden Direktur CAP Erwin Ciputra, yang juga disaksikan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.
Silmy Karim menyatakan, pelaksanaan proyek ini sejalan dengan rencana Pemerintah Indonesia yang tengah gencar melaksanakan pembangunan di bidang infrastruktur dan membuka akses pengembangan industri di seluruh wilayah Indonesia.
“Proyek pemanfaatan air laut ini diharapkan menjadi langkah yang efektif untuk memenuhi kebutuhan air bagi kebutuhan industri di Provinsi Banten, khususnya bagi CAP. Ini adalah strategi baru perseroan untuk mendorong perkembangan bisnis anak usaha yang berpotensi,” ungkap Silmy dalam siaran persnya, Senin (17/6/2019).
Dirut PT KTI, Agus Nizar Vidiansyah mengungkapkan, proyek pengolahan air laut yang akan dilakukan oleh PT KTI dan CAP ini akan menjadi salah satu sarana pengolahan air laut terbesar di Indonesia karena memiliki kapasitas produksi sebesar 800–1.000 liter per detik (lps) dengan valuasi nilai proyek mencapai hampir Rp1,5 triliun. Adapun proyek ini direncanakan dapat mulai beroperasi di 2022.
Lebih lanjut Vidi menyatakan, bahwa proyek ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengalami kendala apa pun.
“Kami pun mengimbau kepada jajaran manajemen agar dapat melaksanakan proyek ini dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, itikad baik, dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance),” tuturnya.
Selain di wilayah Banten, PT KTI juga telah berekspansi ke wilayah Gresik, Jawa Timur, dengan memperoleh tender pembangunan dan pengoperasian sistem pengolahan air minum yang diadakan oleh PDAM Giri Tirta Gresik pada 2018. Proyek ini akan memiliki kapasitas 1.000 liter per detik dengan nilai investasi Rp618 miliar.
Pada 2018 kinerja PT KTI memperoleh laba bersih sebesar Rp161 miliar dan diproyeksikan laba bersih PT KTI akan meningkat hingga Rp163 miliar di 2019. Sedangkan untuk kapasitas air produksi saat ini ialah 2.400 liter per detik dengan target kapasitas air produksi sebesar 3.500 liter per detik di 2024.
Sekilas tentang PT Krakatau Tirta Industri
PT KTI adalah anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang bisnis intinya adalah pengolahan air. Kapasitas terpasang saat ini adalah 2500 lps (liter per second) dan menyuplai air industri kepada seluruh industri yang berada di kawasan industri Krakatau Steel, dan perusahaan lainnya serta kebutuhan air di masyarakat sekitar kawasan.
Pelaksanaan proyek ini tentu telah dengan mempertimbangkan kemampuan teknis PT KTI yang meliputi: Pengalaman dalam operasi dan pemeliharaan instalasi air bersih terhitung sejak tahun 1978 sebagai unit penjernihan air PT Krakatau Steel.
Pengalaman dalam operasi dan pemeliharaan instalasi air industri selain air bersih yang dilaksanakan melalui skema B to B, antara lain plant Water Recycle Plant PT Latinusa, Water Reuse Plant Gedung Wisma Krakatau Steel Jakarta, Water Demin Plant PT MCCI, dan Demineralizer Water Station dan Biotreatment Plant Blast Furnace Complex PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Ketersediaan personil yang memiliki kapasitas, kapabilitas, dan pengalaman menangani pengolahan air. (*/Red)