Jatuhnya Pesawat Lion Air, Haji Rosyid Usul Dibentuknya Dewan Penerbangan

Dprd ied

CILEGON – Musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, pada Senin (29/10 2018) di perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat, mendapat sorotan dari Calon Legislatif (Caleg) DPR RI asal Kota Cilegon, Rosyid Haerudin.

Politisi yang berencana maju ke Senayan dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengimbau ada upaya dari pihak otoritas terkait agar insiden serupa tak kembali terulang di kemudian hari, dan tidak lagi menjadi momok yang dikhawatirkan masyarakat luas di dalam aktifitas penerbangan.

“Ya saya kira walau bagaimanapun itu adalah musibah yang bisa menimpa siapapun dan kapanpun serta dimanapun. Namun demikian sebagai manusia tentu harus berikhtiar agar musibah serupa tidak terulang, namun kita juga tidak perlu khawatir untuk melakukan penerbangan dalam menunjang aktivitas kita, mengingat dari jutaan penerbangan di Indonesia sejak 1955 sampai saat ini baru 9x terjadi,” ujar pria yang akrab disapa Haji Rosyid ini, Kamis (1/11/2018).

Haji Rosyid merasa prihatin dan turut berduka cita atas musibah yang menimpa korban dan keluarga korban.

Diketahui, pesawat yang membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi, juga 2 pilot dan 5 pramugari yang dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas pada pukul 06.10 WIB.

Lebih lanjut, pria yang akrab dipanggil Haji Rosyid ini juga meminta kepada pihak otoritas terkait untuk lebih teliti dalam melakukan penanganan penerbangan dari hal yang hal-hal yang mendasar.

dprd tangsel

“Kedepan saya melihat perlu adanya badan otorisasi khusus untuk menangani persoalan penerbangan dari mulai administrasi, teknis dan lain-lain. Semisal adanya Dewan Penerbangan Nasional, mengingat saat ini masalah penerbangan masih di bawah Kementerian Perhubungan,” usulnya.

Selain itu, kecelakaan tersebut cukup mengejutkan karena kabarnya pesawat terbang ini merupakan salah satu produk keluaran terbaru Boeing, tipe Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP. Burung besi tersebut baru dikirim dari Seattle (markas Boeing) ke Indonesia pada Agustus 2018, menurut laporan situs pemantau kedirgantaraan Flight Radar 24. Untuk itu Haji Rosyid juga berharap adanya regulasi yang ketat dalam pengawasan aktifitas penerbangan di Indonesia.

“Terkait kelayakan terbang pesawat pun perlu mendapat perhatian khusus, dari berbagai pihak berdasarkan SOP yang betul-betul baku,” tandasnya.

Mantan Anggota DPRD Cilegon ini juga berharap agar Tim Basarnas dan Pemerintah, bisa menuntaskan pencarian korban seluruhnya, agar lebih memberikan ketenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Diharapkan juga asuransi dan bantuan untuk keluarga korban segera ditunaikan dan terselesaikan tanpa kendala oleh pihak berwenang, agar keluarga yang ditinggalkan bisa menjalani hari-hari kedepan lebih baik lagi. (*/Ilung)

[socialpoll id=”2521136″]

Golkat ied