CILEGON – Terbakarnya Kapal Ferry KMP Royce 1, Sabtu (6/5/2023) lalu, mengungkap kejanggalan sistem data penumpang dan juga penanganan keselamatan kapal di penyeberangan Merak-Bakauheni yang selama ini menjadi tanggungjawab PT ASDP dan BPTD.
Bagaimana tidak, di tengah proses evakuasi penumpang dan memastikan korban dari kapal yang terbakar tersebut, tiga lembaga yang memiliki otoritas penting ternyata malah menyampaikan tiga data yang berbeda.
Data jumlah penumpang yang diangkut oleh KMP Royce 1 hingga kini masih simpang siur.
Perbedaan jumlah penumpang ini, berdampak pada pertanyaan penting apakah ada penumpang yang luput dari evakuasi sehingga tidak terselamatkan karena tidak masuk dalam data manifest?
Bermula dari Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto, yang menyampaikan bahwa catatan manifest pada KMP Royce 1 mengangkut sebanyak 140 penumpang dan 79 unit kendaraan.
“Pejalan kaki 5 orang, 2 laki-laki dan 3 perempuan. Penumpang dalam kendaraan itu jumlahnya 135 orang terdiri dari laki-laki dewasa 108 orang, perempuan dewasa 21 orang dan 6 orang anak-anak,” ungkap Kabid Humas, Sabtu (6/5/2023) malam.
Kabid Humas memastikan bahwa dari hasil evakuasi para penumpang tidak ditemukan adanya korban meninggal dunia.
“Ada korban luka ringan 9 orang, 4 orang dirawat di RSKM dan 5 orang dirawat di puskesmas. Sampai dari hasil evakuasi, belum ditemukan korban meninggal,” ungkapnya lagi.
Namun keesokan harinya Minggu (7/5/2023), mulai mencuat simpang siur data penumpang KMP Royce 1. Pasalnya, Kepala Kantor Basarnas Banten Adil Triyanto mengungkap jumlah yang berbeda.
Yaitu, berdasarkan pendataan yang dilakukan setelah evakuasi, ternyata jumlah penumpang KMP Royce 1 sebanyak 456 orang.
“Total penumpang 456 jiwa, korban jiwa nihil,” kata Adil.
Ia mengungkapkan, bahwa operasi SAR bersama tim gabungan pun resmi ditutup pasca dievakuasinya seluruh penumpang kapal ferry KMP Royce 1 menuju dermaga I Pelabuhan Merak.
“Pendataan telah selesai terhadap korban selamat, dan setelah dipastikan tidak ada korban lainnya, maka operasi SAR diusulkan ditutup dan unsur-unsur yang terlibat dikembalikan ke kesatuan masing-masing,” ujar Adil.
Publik kembali bertambah bingung, ketika data berbeda lagi yang disampaikan oleh Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD).
Kepala BPTD Wilayah VIII Banten, Handjar Dwi Antoro, mengungkapkan data manifest KMP Royce 1 yang diterimanya tercatat berjumlah 304 penumpang dan 79 unit kendaraan.
“Laporan manifest yang disampaikan Syahbandar (KSOP) tercatat jumlah penumpang 304 orang, dan krunya 32. Kendaraan campuran tercatat 79 unit,” ujarnya santai, Minggu (7/5/2023).
Menurutnya, perbedaan data jumlah penumpang karena yang dievakuasi dari KMP Royce 1 bercampur dengan penumpang dari kapal yang ikut menolong saat insiden kebakaran terjadi.
“Kalau simpang siur data tidak ada, itu mungkin aspek pencatatan saja. Yah memang bercampur dari penumpang yang dari KMP yang menolong,” kata Handjar.
BPTD keukeuh ketika ditegaskan soal adanya perbedaan data, bahwa laporan yang diterima pihaknya KMP Royce 1 berjumlah 304 penumpang.
“Tapi data dari kami ya segitu. Kalau yang dilaporkan ke kami itu totalnya 304 penumpang,” tegasnya.
Sementara General Manager (GM) PT ASPD Indonesia Ferry Cabang Merak Suharto, menegaskan bahwa data dari manifest jumlah penumpang ada sebanyak 456 dan masih terus dilakukan pendataan.
Suharto menyampaikan, dari 456 penumpang itu 55 di antaranya sudah diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni melalui dermaga eksekutif menggunakan bus pengganti.
Sedangkan penumpang yang mempunyai kendaraan memilih menginap di pelabuhan dan hotel, menunggu kapal disandarkan untuk mengambil kendaraannya.
“Sejauh ini belum ada laporan yang hilang, semuanya dalam keadaan selamat,” kata Suharto kepada wartawan, Minggu (7/5/2023).
Diketahui, kapal ferry KMP Royce 1 mengalami kebakaran di Perairan Selat Sunda atau di dekat Pulau Tempurung saat dalam perjalanan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheuni Lampung pada Sabtu (6/5/2023) sore. (*/Rijal)