Luput dari Perhatian Pemerintah, Nenek Lumpuh di Cilegon Ini Butuh Bantuan Berobat

Dprd ied

CILEGON—Sungguh kasihan, janda tua bernama Romlah (60), warga Link Tegal Wangi Kruwuk, RT 05/07, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol Kota Cilegon yang kondisinya makin memprihatikan.

Terlebih, sudah bertahun-tahun ia mederita sakit, karena tubuh bagian kanannya lumpuh lantaran menderita penyakit stroke akibat penyakit darah tinggi sejak pertengahan tahun 2015 silam.

Bahkan, selama ini Romlah yang memiliki anak semata wayang ini, kabarnya belum pernah mendapat bantuan dari kas daerah maupun negara yang digulirkan oleh pemerintah.

Saat dikunjungi wartawan, kondisi Romlah seperti sehari-hari biasanya ia berbaring di kamarnya, tidak bisa melakukan aktivitas sebagaimana orang pada umumnya, karena penyakit dalam tubuhnya yang makin hari membuatnya kurus.

Diketahui, dulu Romlah tinggal dengan seorang anak dan cucu, namun sang cucu meninggal lantaran tenggelam di laut pada penghujung tahun 2013 silam. Saat ini ia hidup dengan seorang anak perempuan yang masih berjuang untuk kesembuhannya.

“Sekitar tahun 2015 Ibu dirawat. Tadinya darah tinggi, kaki dan badannya sakit. Badannya sembuh, tapi kakinya ga bisa sembuh. Setelah itu lemas dan ga bisa jalan sehingga diperiksa ke rumah sakit, akhirnya terkena stroke,” ujar anaknya, Tati.

Lebih lanjut, Tati menceritakan ibunya Romlah tak hanya menderita stroke, namun sang ibu juga diketahui menderita komplikasi, seperti asam urat dan diabetes. Saat diterapi jalan ia malah nangis karena kakinya terasa sakit dan hingga saat ini pun masih sakit.

dprd tangsel

“Saat ini belum sempat berobat atau terapi lagi, karena sudah tidak mampu membayar iuran BPJS sejak awal tahun 2020 ini,” ungkapnya, sedih.

Sejak awal saat sang ibu menderita stroke, Tati mengaku, hingga saat ini keluarganya belum tersentuh bantuan sebagai warga yang tidak mampu dari kebijakan pemerintah. Bahkan saat gencarnya distribusi bantuan pada masyarakat yang terdampak Covid-19 sekalipun.

“Kadang-kadang bantuan hanya dari orang atau warga sini aja yang merasa prihatin dan peduli terhadap kondisi Ibu. Itu juga kalau pas mau lebaran, tapi kalau hari-hari biasa mah jarang,” jelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi diri dan ibunya, Tati sehari-hari kerja dengan berjualan pengharum mobil dan kaos. Namun, di masa pandemi Covid-19, Tati mengaku penjualannya jadi sepi.

“Kalau pun sedang ramai itu laku paling juga ga banyak, tapi lumayan buat biaya makan. Sekarang orang takut mau beli. Jadi masih belum ada penghasilan. Beras juga dikasih dari tetangga untuk cukup beberapa hari,” tuturnya.

Miris memang, kondisi keluarga miskin yang tinggal di tengah kawasan industri, serta APBD Kota Cilegon yang melimpah. Namun, hingga kini masih ada warga miskin dan tak mampu berobat yang kondisinya sangat memprihatinkan dan membutuhkan bantuan atau uluran tangan dari semua pihak, yang begitu dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan makan dan biaya berobat.

Sementara itu, Lurah Rawa Arum, Saptunji saat coba dikonfirmasi melalui pesan Whatsap belum memberikan jawaban. (*/Ilung)

Golkat ied