Nelayan Cilegon Tolak Penggusuran Pangkalan Nelayan Tanjung Peni

Lazisku

CILEGON– Aliansi Masyarakat Nelayan Cilegon (AMNKC) menggelar silaturahmi, konsolidasi dan deklarasi penolakan penggusuran Pangkalan Nelayan Tanjung Peni, di salah satu rumah nelayan Tanjung Peni, Minggu (9/9/2018) siang.

Hal ini dilakukan terkait adanya kabar akan digusur dan dialih fungsikan menjadi bangunan-bangunan industri besar. Keberadaan industri di Kota Cilegon sejak sekitar tahun 1962 dengan hadirnya Trikora yang pada 1970 berubah menjadi Krakatau Steel (KS) dan hingga kini terus berkembang dan berjejer di hampir semua pesisir kota tersebut.

“Kami dari HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) Cilegon bergabung dalam Aliansi Masyarakat Nelayan Kota Cilegon sedang musyawarah untuk menolak penggusuran Pangkalan Tanjung Peni, terkait adanya rencana kepentingan PT. KS dan PT Pelindo II,” Kata Ketua HNSI Cilegon, Haji Yayan Hambali, kepada faktabanten.co.id.

Ks

Dengan garis pantai sepanjang 25 Km, menurutnya 94% sudah dijadikan untuk industri, sementara sisanya yang berada di empat kecamatan, yakni Ciwandan, Citangkil, Grogol dan Pulomerak, menjadi pangkalan nelayan. Sehingga Pangkalan Nelayan Tanjung Peni yang terancam ini harus dipertahankan.

“Cukup Posco dan Lotte, kami sebagai warga Kota Cilegon sudah melayangkan surat kepada Plt Walikota nomor; 01/AMNKC/IX/2018, perihal Permohonan Perlindungan,” tegasnya.

dprd pdg

Ketua Himpunan Nelayan Cilegon, Dedi Kusnadi, yang tergabung dalam AMNKC juga menegaskan sikap penolakan Pangkalan Tanjung Peni ini.

“Di Tanjung Peni ada 200-an nelayan, ini yang hadir 155, kita tegaskan, apabila aspirasi kami ditolak tanpa dipertimbangkan, suara kami dibungkam dan kritik kami dilarang tanpa alasan. Maka dengan satu tarikan nafas, lawan pelaku kedzaliman dan penindas nelayan,” tegasnya.

“Kami akan melawan dengan melakukan aksi seluruh nelayan se-Cilegon dari jalur laut Jetti Pelindo II hingga ke Istana Presiden untuk menuntut hak kami sebagai warga negara,” tambahnya.

Sementara itu, kasepuhan dan sejarawan Kota Cilegon, Ustadz Sunardi, yang turut hadir untuk mendukung ratusan Nelayan Tanjung Peni juga berharap, kepada semua pemangku kebijakan untuk menjaga keberlangsungan ekonomi tradisional masyarakat nelayan, dalam tata hidup sosial yang bersahaja di Kota Cilegon.

“Masyarakat Nelayan Cilegon sebagai kearifan lokal harus kita pertahankan, makanya kami senang dengan semangat para nelayan yang hadir pada hari ini. Kami juga berdo’a, apabila diantara kami ada yang berkhianat dalam perjuangan ini, saya minta kepada Allah, agar segera diambil nyawanya,” tegasnya. (*/Ilung)

[socialpoll id=”2513964″]

Dprs banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien