CILEGON – Seringnya razia yang dilakukan oleh Trantib Kecamatan Pulomerak, dalam beberapa waktu belakangan ini sepertinya membuat jera para Pekerja Seks Komersial (PSK) yang biasa mangkal di Tikungan Merak.
Hal ini sebagaimana pantauan langsung faktabanten.co.id pada Jum’at (3/8/2018) dinihari. Tikungan Merak yang biasanya ramai para PSK atau Jablay yang mangkal menunggu para pria hidung belang, tapi tak satu pun yang terlihat.
Namun sejumlah PSK ini tidak benar-benar hilang di kawasan Pulomerak. Mereka hanya berpindah tempat mangkal saja, yakni di kawasan ASDP Merak, dan juga dekat Hotel Merpati. Aksi kucing-kucingan juga biasa dilakukan PSK, jika razia sedang dilakukan oleh petugas.
Istilah kucing-kucingan sendiri yaitu satu pihak mengejar, pihak lain bersembunyi, kemudian si pengejar sedang lengah, yang dikejar muncul dan berkeliaran untuk kemudian bersembunyi kembali.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh salah satu PSK Tikungan Merak, sebut saja namanya Tari, yang kini pindah mangkal di kawasan Hotel Merpati.
“Sekarang sering ada razia a, makanya saya mangkal di Merpati. Kalau Pol PP razia saya larinya enak ke gang,” ujarnya.
Namun, meski kabarnya sering ada razia Satpol PP Kota Cilegon di Kecamatan Pulomerak. Tapi sepertinya tak membuat gentar para PSK dalam menjalankan bisnis haramnya tersebut.
“Kalau ada razia ya tinggal masuk gang Aa. Mau ngamar nggak Aa?” ajak salah satu PSK di lokasi tersebut.
Ketika menanyakan hal itu kepada salah satu pemilik warung kopi, Seriman, ia membenarkan bahwa ada beberapa PSK yang biasa mangkal di dekat tempat usahanya.
Ia juga membenarkan kalau Satpol PP sedang rutin melakukan razia di Pulomerak.
“Kalau yang di Tikungan mau lari kemana kang, wajar kalau mereka takut mangkal disana. Kalau disini mah ada razia tuh tinggal lari ke gang-gang. Kemarin malah sempet ditongkrongin sama Satpol PP kecamatan, begitu Pol PP pergi mereka (PSK) datang lagi,” ujarnya.
Meski warungnya kerap dijadikan mangkal para PSK, Seriman yang mengaku asli warga Cilegon ini berharap Satpol PP terus melakukan razia di Pulomerak untuk meminimalisir prostitusi di wilayahnya.
“Emang warung rame kalau ada cewek-cewek itu duduk di warung, tapi saya mah nggak ngarep kang. Kalau saya usir nggak enak juga. Kadang kalau habis dapat tamu, mereka (PSK) ngasih ke saya. Saya tanya, uang apa ini, saya tolak. Mending mereka nggak ada, rezeki mah ada aja ini,” tandasnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2513964″]