Target Cilegon Smart City, Baru Tonjolkan Smart Economy

CILEGON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon yang sudah mengangkampanyekan diri sebagai Smart City (Kota Pintar) dari enam elemen yang ada sebagai penunjang, namun Dinas Komunikasi, Informatika, Sandi dan Statistik (DKISS) Kota Cilegon mengaku lebih menonjolkan smart economy.

Diketahui, enam elemen tersebut diantaranya adalah smart economy, smart mobility, smart environment, smart governance, smart living dan smart people.

Kepala Seksi Pelayanan E-government pada Dinas DKISS Kota Cilegon Adi Tri Prasetyo mengatakan, pihaknya melakukan pengembangan yang berkaitan dengan tahap awal yang telah dilakukan pada tahun 2017 secara bertahap. Dimana sejumlah pelayanan di SKPD Kota Cilegon akan diintegrasikan kedalam sebuah aplikasi. Salah satu contohnya adalah aplikasi perizinan berbasis android yaitu Sipeci (Sistem Informasi Perizinan Elektronik Cilegon).

“Memang dalam konteks smart city, berdasarkan hasil analisis kaitan visi misi dari pak Walikota di 2016-2021 itu yang paling menonjol adalah dari sisi smart economy,” ujarnya, saat ditemui wartawan, Senin (22/1/2018).

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, alasan smart economy lebih ditonjolkan dengan alasan karena Kota Cilegon lebih indentik dengan industri yang berkaitan langsung dengan persoalan investasi.

“Investasi kalau dikaitkan dengan masalah smart city berkaitan dengan masalah perizinannya. Di tahun 2017 telah kita mulai salah satunya integrasi dari sisi perizinan untuk server juga telah terintegrasi ke kita,” ucapnya.

Selain itu, Adi mengakui sudah ada aplikasi perpustakaan digital yang menjadi aplikasi pendukungnya. Aplikasi perizinan dan perpustakaan digital telah menjadi satu di dalam domain Cilegon.go.id.

“Kemudian ada aplikasi Simral. Itu dalam rangka penatausahaan keuangan dari sisi perencanaan dan sampai sisi pelaporan,” tuturnya.

Ia mengatakan aplikasi yang telah tercipta masih terus akan disempurnakan. Dan untuk Kota Cilegon mencapai smart city masih ada beberapa tahapan lagi yang perlu dilalui.

“Kita membutuhkan kinerja yang optimal dari beberapa leading sektor,” tutupnya. (*/Ilung)

Honda