Viral, Pesan Berantai Angin yang membawa Wabah Ternyata Hoax
CILEGON– Beredar luas di masyarakat pesan berantai yang menganjurkan untuk tetap didalam rumah dan tidak keluar rumah walau hanya untuk berjemur pada tanggal 10-12 April 2020 dikarenakan akan ada angin dari Utara ke arah Selatan yang membawa wabah penyakit melintasi Indonesia menuju ke Australia.
Menanggapi hal itu, Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang, Tarjono mengatakan, jika dilihat dari prediksi angin untuk tanggal 10 April 2020 justru arah angin bertiup dari barat laut hingga ke timur laut. Hal itu berbeda dengan apa yang tertulis dalam pesan berantai yang menyebar luas di masyarakat.
“Kalau dilihat dari prediksi pola angin esok (10/4/2020), bukan dari Utara, melainkan dari Barat Laut hingga Timur Laut,” ucap Tarjono saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (9/4/2020) malam.
Dengan tegas, ia menuturkan jika apa yang disampaikan dalam pesan berantai yang menyebutkan akan ada angin yang membawa wabah penyakit itu tidak benar.
“Iya (tidak benar), silahkan konfirmasi ke Dinas Kesehatan apakah benar virus corona bisa menyebar bersama angin,” ujarnya.
Untuk itu, ia pun meminta kepada masyarakat untuk tidak terburu-buru menyebarluaskan informasi yang belum tentu kebenarannya, sehingga hanya akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat lainnya.
“Jika mendapat informasi itu agar diklarifikasi dan konfirmasi dulu ke pihak berwenang,” himbaunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Cilegon, dr Arriadna enggan menjelaskan terkait beredarnya pesan berantai via WhatsApp tersebut. Dikarenakan dirinya tidak terlalu paham terkait arah angin.
“Aku tidak paham soal angin, tapi untuk stay at home, bagus,” singkatnya melalui pesan WhatsApp.
Bahkan menurutnya, sampai saat ini belum ada info yang menyebutkan kalau angin bisa membawa wabah penyakit, khususnya wabah virus corona yang kini sedang merebak di Indonesia.
“Tidak ada info ya terkait itu,” tuntasnya.
Dilansir dari AntaraNews, Minggu (5/4/2020), guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Prof Ari Fahrial Syam mengatakan, hingga saat ini penularan virus corona melalui udara belum terbukti secara ilmiah.
“Nggak itu hoax, jadi sampai saat ini bahwa belum ada pembuktian bahwa dia (virus) airborne atau ada di udara, tapi ketika misalnya dia ngomong atau droplets-nya lepas, iya,” kata Ari, saat dihubungi.
Ari menerangkan penularan melalui udara dapat terjadi, misal jika seorang pasien positif melakukan perawatan di dokter gigi. Ketika giginya dibor, maka droplets akan terbang ke udara dan terhirup oleh sang dokter atau perawat yang berada dekat dengan sang pasien.
“Atau yang kita bisa bilang dia bekerja sebagai dokter gigi, waktu lagi ngebor, itu bisa aja yang kita bilang udaranya aerosol itu bisa menularkan. Artinya kita benar-benar ada di depan mulutnya, istilahnya saat dokter gigi bekerja lah kira-kira begitu,” jelas Ari.
“Tapi kalau kita jauh justru droplets-nya, bukan udaranya. Tapi kalau dokter gigi bekerja, dia bisa ketularan ya karena itu tadi. Kalau dia enggak pakai masker misalnya,” lanjutnya.
Sampai saat ini, penularan virus corona masih tetap melalui droplets yang menempel pada tangan atau permukaan lainnya. Bila Anda menyentuh wajah, mulut dan mata dengan tangan yang sudah terpapar dengan virus corona, maka kemungkinan besar akan tertular.
“Anda bersin, Anda enggak pakai masker, Anda bisa nularin ke orang sekitar. Di beberapa laporan di luar itu bahwa sopir nularin ke penumpang sama satu lagi bisa saja, guide waktu itu tertular dari penumpangnya,” kata Ari.
“Nguap kalau sambil bersin ya bisa menulari, kalau nguap doang sih enggak. Sampai saat ini kita belum bisa bilang itu menularkan (lewat udara), masih tetap dari droplet, sifatnya begitu,” lanjutnya. (*/YS)
