Beras Rastra di Kelurahan Juhut Pandeglang Mirip Pakan Ayam
PANDEGLANG – Bantuan Beras Untuk Keluarga Sejahtra (Rastra), yang di distribusikan untuk wilayah Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Pandeglang, pada Jumat (5/5/2017) lalu mirip pakan ayam, selain berbau, fisik beras juga berwarna kuning dan kotor.
Penuturan warga Juhut yang identitasnya enggan disebutkan, menuturkan sejak bulan Januari sampai Maret akhir. Sebenarnya dia berharap program Rastra segera bergulir, untuk meringankan beban dapur keluarganya.
Tetapi harapan itu pupus, setelah dua kali ia dapati Rastra yang ditebusnya tersebut dianggap tidak layak kosumsi, yang pada akhirnya pengeluaran untuk kebutuhan pokok pun malah menjadi bertambah.
“Ini mah buat makanan ayam kali pak, bukan buat makan orang. Soalnya kita sudah dua kali mendapatkan Rasta ini, yang pertama emang putih bersih warnanya, tapi begitu di masak, bukan saja rasanya yang hambar, nasinya pun tidak menyatu. Dan yang sekarang lebih parah lagi, sudah warnanya pekat, bau, setelah menjadi nasi pun, ya ga jauh beda dengan yang pertama, ditambah bau apeknya lagi,” jelas warga penerima manfaat, dari Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Sabtu (6/5/2017).
Sementara itu H.F. Rozi, Ketua LSM Ampera, yang juga sebagai salah satu Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari unsur masyarakat, mengaku sudah sering melakukan teguran pada pihak Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang, untuk menjaga kualitas maupun kuantitas Rastra yang akan didistribusikan tersebut.
Menurutnya, kasus Rastra dengan kualitas jelek itu, bukan baru terjadi di Kelurahan Juhut saja, di desa-desa yang mengambil alokasi Januari-Februari, pasti akan mendapatkan Rastra seperti itu.
“Kualitas Rastra dengan kondisi fisiknya berbau, kotor dan hasil nasinya kurang baik, bukan baru terjadi di Juhut saja, di desa-desa yang mengambil alokasi Januari-Februari, dari Gudang Bulog yang ada di Cibuah, Lebak. Sudah dapat di pastikan akan seperti itu hasilnya. Padahal saat perdana pengiriman ke wilayah Pandeglang, kita sudah langsung ingatkan pada Kasub nya, agar menjaga kualitasnya dalam pendistribusian selanjutnya,” tegas Rozi.
Kembali Rozi menghimbau pada pihak kelurahan, maupun desa, untuk mencek kualitas dan kuantitas Rastranya terlebih dahulu, sebelum didistribusikan, maupun dibagikan pada penerima manfaat.
Ia juga menegaskan, bila didapati kualitas Rastra jelek, maupun kuantitasnya tidak sesuai ukuran karung, maka pihak kelurahan, atau desa bisa menolaknya.
“Kita berharap, Rastra ini bermanfaat dan bisa dijadikan alternatif keluarga tidak mampu, dalam mensiasati anggaran kebutuhan pokok keluarganya. Sehingga, bila kondisi Rastranya tidak bagus, ya harus ditolak. Masa, mentang-mentang murah, kualitasnya pun murahan, bahkan malah jauh lebih layak dimakan binatang (ayam-red), ketimbang dikosumsi manusia,” pungkas Rozi. (*)