Untirta Sebut Alih Fungsi Lahan Sebabkan Pembangunan Pertanian di Banten Terhambat
SERANG – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untirta Agus Sjafari mengatakan, alih fungsi lahan menyebabkan pembangunan pertanian di Provinsi Banten terhambat.
Ia menjelaskan, alih fungsi lahan berimbas pada berkurangnya lahan, dan masalah ini hanya salah satu yang menyebabkan pembangunan pertanian di Banten kini tersendat.
“Selanjutnya, mengalami perubahan struktur petani, dimana jumlah petani terus mengalami penurunan. Masalah lainnya adalah ketergantungan pada komoditas pertanian tertentu,” ujarnya saat mengikuti Peluncuran dan Bedah Buku Transformasi Pertanian di Provinsi Banten, Sabtu (15/2/2025).
Kemudian dari sisi teknologi, terdapat kurangnya penguasaan petani terhadap teknologi pertanian, kurangnya akses terhadap permodalan dan pasar. Serta sudah berkurangnya kualitas lahan untuk peningkatan produktivitas pertanian.
Merespon masalah ini, Agus menegaskan Untirta siap berkolaborasi membangun pertanian.
“Bahkan, saat ini mahasiswa dan alumni sudah bersinergi dengan Pemprov Banten serta TNI/Polri,” katanya.
Sementara itu di tempat yang sama, Penjabat Gubernur Banten A Damenta mengatakan, tanah jawara memiliki potensi pertanian yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Untuk pengelolaannya, harus ada regenerasi petani kepada generasi milenial atau Gen Z,” katanya.
Ia mengakui, Provinsi Banten mengalami penurunan jumlah petani. Untuk itu, ia menekankan perlu upaya regenerasi petani untuk meningkatkan produktivitas perekonomian dari sektor pertanian.
“Perlu pengembangan minat generasi Z dalam usaha pertanian. Untuk itu, Provinsi Banten mengembangkan Program Petani Milenial,” kata A Damenta.
A Damenta berharap, melalui buku transformasi pertanian, tumbuh kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi dan masyarakat.
“Transformasi tersebut, diharapkan menumbuhkan kecintaan generasi milenial terhadap pertanian,” katanya. (*/Ajo)