Chandra Asri Akan Bangun Industri Petrokimia Baru Senilai US$ 5 Miliar di Cilegon

JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan mitra strategisnya, SCG Chemicals Co Ltd, akan memulai studi kelayakan untuk membangun dan mengoperasikan sebuah kompleks petrokimia terintegrasi kedua senilai US$ 4-5 miliar.

Sesuai rencana, kompleks petrokimia kedua itu masih berlokasi di Kota Cilegon, Banten, berdekatan dengan kompleks pertama. Kompleks petrokimia kedua bakal menempati lahan seluas 100 hektare (ha), relatif sama dengan kompleks pertama yang seluas 120 ha.

“Kompleks baru berskala dunia yang senilai US$ 4-5 miliar ini akan mencakup cracker ethylene berkapasitas satu juta ton per tahun dan berbagai turunan hilirnya, termasuk fasilitas pendukung,” kata Suryandi, Direktur Chandra Asri Petrochemical, dalam keterangan tertulisnya, awal pekan lalu.

Suryandi menjelaskan, nilai investasi cracker ethylene baru di kompleks tersebut sekitar US$ 2,4 miliar. Sedangkan nilai investasi untuk berbagai turunan hilirnya mencapai US$ 2,6 miliar.

“Studi kelayakannya selama satu tahun atau sampai 2018. Setelah itu menunjuk desain. Kami perkirakan pembangunannya rampung pada 2021-2022, karena butuh empat tahun,” ujar dia.

Studi kelayakan ini, menurutnya, sejalan dengan strategi CAP untuk memperluas jejak langkahnya di bidang petrokimia di Indonesia untuk melayani pasar domestik yang bertumbuh dengan populasi yang berkembang mencapai 250 juta, pertumbuhan PDB tahunan yang diprediksi di atas 5% dan stimulus Pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur.

Secara struktural, Indonesia mengalami kekurangan untuk produk petrokimia dan sangat bergantung pada impor dari negara lain. Pada tahun 2017, Indonesia diperkirakan akan mengkonsumsi sekitar 3 juta ton Polyethylene/Polypropylene, dengan impor berada di atas 1,7 juta ton.

“Sebagai operator tunggal di Indonesia yang mengoperasikan sebuah kompleks petrokimia terintegrasi, CAP memimpin pangsa pasar domestik sebesar 30%-40%, dan telah memiliki kerangka operasi integrasi yang kuat dengan basis pelanggan yang dimiliki,” jelasnya.

Untuk menjalankan kompleks petrokimia kedua ini PT Chandra Asri Petrochemical akan mendirikan sebuah perusahaan baru, dan berdiskusi dengan pihak pemerintah yang berwenang terkait insentif fiskal untuk mempercepat proyek tersebut.

“Struktur kepemilikan saham dari usaha baru ini belum selesai dan sedang berlangsung diskusi bersama dengan berbagai pelaku industri,” tutur Suryandi. (*)

Sumber: Investor Daily

Honda