Kumala UIN Banten Minta Pemkab Lebak Benahi Fasilitas Kesehatan di Pedesaan
LEBAK – Hasil riset Daerah (Risda) per Februari 2020 jumlah penderita stunting di kabupaten Lebak, sangatlah tinggi sekira 40 persen atau 38 ribu dari 94.851 anak usia di bawah lima tahun menderita stunting.
“Faktor ini di sebabkan banyak masalah satunya adalah akses lingkungan, termasuk sanitasi air bersih menjadi salah satu faktor penyebab hal ini terjadi. Jelas stunting sangatlah berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan. Selain akan berdampak pada gangguan kognitif anak, rentak mengalami penyakit tidak menular stunting juga berpengaruh terhadap proses belajar dan kesuksesan masa depan,” jelas Ade Firman, Ketua Kumala UIN SMHB dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/2/2021).
Dari persoalan kesehatan yang lainnya, terjadi peristiwa ibu melahirkan di jalan saat akan menuju ke Puskesmas, kejadian itu terjadi di kecamatan Cirinten. Hal demikian jelaslah menandakan bahwa kurang baiknya proses pelayanan kesehatan di pelosok pedesaan.
“Masyarakat pelosok pedesaan tentunya masih kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan di tingkat perkotaan, maka dari hal ini juga pemerintah haruslah memperhatikan fasilitas kesehatan di wilayah pedesaan benar aktif atau dapat beroperasi secara optimal,” lanjutnya.
Dengan letak geografis yang sangat luas, area pegunungan dan lahan hijau bukanlah menjadi alasan untuk pemerintah tidak memperhatikan pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan.
“Seharusnya pemerintah mengupayakan terbentuknya sistem transportasi yang bisa diakses secara gratis untuk masyarakat pedesaan menuju Puskesmas dan Rumah Sakit. Maka dari persoalan ini kami menuntut, wujudkan pemerataan kesehatan di pelosok pedesaan,” tegasnya. (*/Red)