Mantan Aktivis 98 Adian Napitupulu Kunjungi Museum Multatuli di Lebak
LEBAK – Anggota DPR RI dari Partai PDI Perjuangan Adian Napitupulu didampingi Sejarawan Nasional asal Lebak Bonnie Triyana sekaligus sebagai penggagas Museum Multatuli, serta didampingi Ketua DPD Partai PDI Perjuangan H. Ade Sumardi, melakukan kunjungan ke Museum Multatuli serta berdiskusi dengan kaum milenial di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu, (1/7/2023).
Diketahui, Adian Napitupulu adalah anggota DPR RI dan termasuk mantan aktivis 1998. Penampilan dari sosok anggota DPR RI tersebut sangat sederhana yakni, hanya mengenakan kaos oblong berwarna abu abu dan memakai celana levis. Tentu penampilan sederhana seperti Adian tersebut berbeda dengan penampilan anggota dewan pada umumnya.
Dalam seumur hidup dirinya mengaku baru dua kali membeli sepatu, pertama saat ulang tahun, dan kedua membeli sepatu yang sudah lama dia incar, dan dia membeli sepatu tersebut pada saat ada diskon.
Sebelum masuk dan berkeliling di Museum Multatuli. Adian Napitupulu didampingi oleh Bonnie Triyana Sam’un dan H. Ade Sumardi sempat berdiskusi terlebih dahulu dengan para kaum milenial.
Setelah berdiskusi Adian masuk dan berkeliling Museum Multatuli dengan dipandu oleh Bonnie Triyana. Bonnie pun menerangkan satu persatu rangkaian jejak sejarah Museum Edward Douwes Dekker atau yang lebih dikenal dengan sebutan Museum Multatuli.
Setelah selesai berkeliling dan melihat satu persatu ruangan jejak sejarah di Museum Multatuli. Adian bersama Bonnie Triyana dan juga H. Ade Sumardi keluar ruangan dan melakukan sesi tanya jawab bersama awak media.
Adian mengatakan tentang pandangannya, jarang sekali anak muda yang memiliki kepedulian dan memperhatikan khusus untuk melestarikan sejarah.
“Sosok Bonnie ini selain peduli, perhatian terhadap sejarah tentu dia juga akan perduli terhadap rakyat,” kata Adian kepada awak media di Rangkasbitung.
Menurutnya, masa lalu yang penuh penindasan itu menjadi bagian penting bagi masyarakat untuk mencegah keberulangan akan sejarah itu.
“Apa yang kita pelajari dari sosok Edward Douwes Dekker atau yang dikenal dengan nama Multatuli ini, ternyata dia orang Belanda yang bekerja disini dan ketika dia hadir disini (Lebak) matanya terbuka. Bahwa kemewahan yang dinikmati di Belanda itu adalah hasil dari kemiskinan yang terjadi di Daerah Lebak Banten ini. Kemudian membuat dia terganggu hatinya serta pikirannya sehingga dia melawan,” jelasnya.
Lanjut Adian, seperti apa yang diterangkan oleh Bonnie Triyana tadi. Ternyata Banten ini khususnya Kabupaten Lebak melalui peristiwa dulu, ditulis menjadi buku dan merubah pandangan dunia.
“Dari tempat ini ternyata pernah terjadi sebuah keadaan, dimana dari tempat ini memaksa dunia ini untuk berfikir, memaksa dunia untuk merubah konsep konsepnya,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Pospera Lebak Hudori mengucapkan banyak terimakasih kepada semua jajaran khususnya atas kedatangan pendiri Pospera Republik Indonesia yang telah menyempatkan datang ke Kabupaten Lebak dan mengunjungi Museum Multatuli ini.
“Tentu kedatangan Bang Adian memberikan semangat yang tinggi terhadap Pospera Lebak, Banten khususnya untuk membangun organisasi dan kerja-kerja sosial. Intinya Pospera akan terus konsisten berjuang bersama rakyat. Sesuai dengan seorang ucapan Bang Adian bahwa seorang pemimpin itu harus dekat seurat nadi dengan masyarakat,” ucapnya. (*/Yod/Aji)