Insentif Kartu Prakerja Belum Cair, Ini Penyebabnya

JAKARTA – Komite Program Prakerja di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih melakukan evaluasi program Kartu Prakerja. Salah satu evaluasinya, adalah masih ada peserta yang tertahan insentifnya karena persoalahan data yang berbeda.

Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana (Project Managament Office/PMO) Prakerja Panji Winateya Ruky mengatakan, pihaknya masih belum bisa untuk melakukan transfer insentif kepada 34.000 peserta program Kartu Prakerja.

Pasalnya data nomor induk kependudukan (NIK) pada e-wallet atau nomer rekening peserta berbeda dengan NIK yang didaftarkan dalam program Kartu Prakerja saat mereka mendaftar.

“Ada sekitar 34.000 [peserta yang tertahan insentifnya]. Disebabkan rekening atas NIK berbeda, rekening belum di KYC [know your customer] atau rekening tutup,” kata Panji kepada wartawan, Rabu (3/6/2020) lalu.

Oleh karena itu, Panji mengimbau kepada masyarakat yang berencana untuk mendaftar menjadi peserta Prakerja, pastikan agar NIK antara e-wallet dan NIK yang didaftarkan di situs prakerja sama. Dalam artian rekening yang digunakan untuk menerima insentif Prakerja merupakan milik pribadi.

Menurut Panji tidak ada solusi tercepat agar insentif itu bisa segera ditransfer ke 34.000 peserta. Pasalnya, pengubahan indentitas diri hanya bisa dilakukan di dalam secara sistem melalui situs Prakerja. PMO atau Komite Prakerja pun tidak diperbolehkan secara hukum untuk mentransfer insentif ke nomer rekening selain peserta.

“Untuk peserta yang keburu mendaftarkan rekening atas nama orang lain, harus menunggu fitur pengubahan rekening di dashboard Prakerja,” ujarnya.

“Fitur untuk mengubah atau mengupdate akun di dashboard situs masih dalam pengembangan oleh tim engineering. Harapannya ini bisa kita selesaikan dalam waktu dekat,” kata Panji melanjutkan.

Panji pun mengimbau kepada masyarakat yang kelak ingin mendaftar sebagai peserta program Kartu Prakerja, pastikan nomer HP yang terdaftar pada akun Prakerja sama dengan nomor HP pada akun e-wallet-nya.

Selain itu, dana insentif yang disalurkan ke akun e-wallet pilihan peserta dapat dicairkan melalui layanan tarik tunai di berbagai ATM.

“Bila kamu memilih akun e-wallet seperti LinkAja, OVO, atau GoPay sebagai metode penyaluran insentif Kartu Prakerja, pastikan akun e-wallet kamu sudah di-upgrade supaya aman,” jelas Panji.

“Pakai rekening atas nama sendiri dan pastikan pakai NIK sendiri. Untuk yang rekeningnya sudah non aktif, segera aktifkan kembali, dengan BNI atau e-wallet operator,” kata Panji melanjutkan.

Terkait penerimaan gelombang empat Kartu Prakerja, Panji mengungkapkan masih dalam proses riview bersama lembaga pengawas pemerintah.

“Rencana kelas offline sedang dipersiapkan. Disisir daerah mana yang aman dilaksanakan dan kurasi segera dimulai oleh platform digital,” terangnya.

Pendaftaran Kartu Prakerja ditangguhkan sejak pertengahan Mei 2020. Presiden Joko Widodo berjanji pendaftaran akan dibuka hingga November 2020. Rencananya ada 5,6 juta peserta yang ikut Kartu Prakerja dengan anggaran Rp 20 triliun.

Tambahan informasi, pemerintah sudah melakukan tiga gelombang penerimaan prakerja, total pesertanya sebanyak 680.918.

Dari 680.918 peserta yang diterima, insentif sebesar Rp 600 ribu sudah diterima oleh 361.214 peserta atau setara dengan Rp 216,73 miliar.

Untuk mendapatkan insentif, peserta Kartu Prakerja harus menyelesaikan pelatihan terlebih dahulu dan lulus verifikasi rekening. Biaya pelatihan berbentuk voucher sebesar Rp 1 juta.

Insentif sebesar Rp 600 ribu per bulan ini akan diberikan selama empat bulan. Selanjutnya ada biaya survey masing-masing sebesar Rp 50 ribu untuk tiga kali survey. Secara total manfaat yang diterima peserta Kartu Prakerja Rp 3,55 juta. (*/CNBC)

Honda