Dampak Gempa Banten; 30 Rumah Rusak, Ada 23 Rumah Roboh di Pandeglang

Sankyu

PANDEGLANG – Pemerintah Daerah Pandeglang, sementara ini mencatat ada sekitar 23 rumah milik warga roboh akibat kejadian gempa tektonik yang mengguncang Banten degan magnutido 6,9 pada Jumat malam, (2/8/2019).

Menurut Bupati Padeglang, Irna Nurulita, kerusakan rumah warga akibat gempa berada di enam kecamatan di Pandeglang. Sementara wilayah paling parah mengalami kerusakan adalah Kecamatan Mandalawangi.

“Mandalawangi ada 23 rumah roboh. Ada yang rusak sedang dan rusak parah, secara detail besok akan kami sampaikan,” katanya saat diwawancarai tvOne, Jumat (2/8/2019) malam.

Hingga malam ini, tercatat ada 30 rumah milik warga yang mengalami kerusakan. Baik yang rusak parah maupun yang rusak sedang dan ringan. Namun, pendataan masih terus dilakukan. Diharapan pada pagi hari data mengenai kerusakan ini dapat dipastikan jumlahnya.

“Selain Mandalawangi, ada di Kecamatan Sumur, Banjar, Pulosari. Pastinya ada di enam kecamatan,” katanya.

Data bangun yang rusak kebanyakan adalah rumah milik warga. Sebanyak sekitar 80 persen bangunan rusak adalah rumah warga. Kebanyak rumah roboh atau yang mengalami rusak parah adalah rumah semi permanen.

“Ada 80 atau 70 persen rumah warga, di Pandeglang kan banyak rumah semi permanen,” katanya.

Menurutnya, koordinasi telah dilakukan Kemensos dan BNPB. Menurut informasi, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, akan turun ke lokasi gempa Sabtu (3/8/2019) ini.

“Turun di kecamatan yang lebih parah, Mandalawangi,” katanya.

Sekda ramadhan

Sementara itu, data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada tujuh rumah warga mengalami rusak berat pasca gempa bumi yang melanda Provinsi Banten.

Meski gempa berpusat di wilayah Pandeglang, berdasarkan laporan sementara kerusakan bangunan terdapat di wilayah Jawa Barat.

Menurut Plh. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, selain tujuh rumah rusak parah, ada tiga rumah rusak sedang, dan lima lainnya rusak ringan.

“Data rumah rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat,” kata Agus.

Agus menyampaikan, kerusakan rumah sebanyak lima unit rusak berat berada Desa Neglasari dan 1 unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Rumah rusak berat lain tercatat 1 unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy, Bandung Barat. Selain itu kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan Cipatat dan Cililin.

Satu rumah rusak ringan lainnya yakni di Desa Cirawa Mekar Kecamatan Cipatat, sedangkan empat lainnya di Kecamatan Cililin.

“Di Kota Bogor, BPBD setempat melaporkan 1 unit rumah mengalami retak-retak,” ujarnya.

Sementara di Provinsi Lampung, berdasarkan catatanya, 1.000 warga telah diungsingkan ke halaman kantor gubernur.

Gempa bumi bermagnitudo 6,9, yang sebelumnya dirilis bermagnitudo 7,4 ini dirasakan dengan durasi berbeda di beberapa wilayah. Warga di Kabupaten Pandeglang merasakan getaran 5 – 10 detik.

Sementara itu, Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa berakhir pada pukul 21.35 WIB. Gempa magnitudo 6.9 ini terjadi pada pukul 19.03 WIB yang berlokasi 147 km barat daya Sumur, Banten. (*/Viva)

Honda