PANDEGLANG – Sekolah Lapang (SL) Kelompok Tani (Poktan) bukan menjadi acara seremonial semata tapi harus dimanfaatkan dengan baik oleh para petani pada kegiatan tersebut, dikarenakan ada transfer knowladge dari para narasumber.
“Pada kegiatan ini diajarkan cara pembuatan bahan organik oleh narasumber sehingga petani mempunyai alternatif pupuk untuk pengolahan lahan pertanian,” kata Asda Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Nuriah saat membuka acara sekolah lapang di Desa Rocek Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang, Selasa (22/8/2023).
Lanjut Nuriah menyampaikan, kegiatan ini untuk memberikan wawasan bagi para petani khususnya dalam pembuatan bahan pupuk organik. Apalagi pembuatan bahan ini menjadi solusi ketika pupuk non organik sulit didapat.
“Manfaatkan momen ini dengan baik, memberikan pembelajaran menyelesaikan permasalahan yang selama ini menjadi persoalan di lapangan, materi yang disampaikan oleh narasumber itu silahkan diaplikasikan pada saat mulai menanam,” terangnya.
Encep Sulhi narasumber dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Cimanuk mengatakan, biosaka merupakan produk non paten dan non pupuk yang diramu sendiri oleh petani.
“Produk biosaka merupakan elisitor, artinya suatu produk yang berfungsi sebagai signaling bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus,” jelasnya.
Selain itu, elisator ini berfungsi memperbaiki tanaman dan ekosistemnya, sehingga tanaman tumbuhnya lebih bagus dan meningkatkan sel tanaman itu sendiri.
“Nanti secara fisik bisa dilihat dari daun dan batangnya, perkembangan akar dengan sendirinya akan mencari nutrisi, menyuburkan tanah, agar ada pemahaman biosaka kita langsung praktekan,” pungkasnya.
Sementara itu, Toni kelompok tani Mukti Rahayu II sangat senang bisa mengikuti kegiatan SL, sebab dirinya banyak mendapatkan informasi tata cara pengolahan pertanian.
“Pertama bisa belajar biosaka, kami sudah praktekan bahannya sudah kami catat seperti daun nilam, daun paku, sembung, ki hujan, kelor, daun mindi, semua diremas dengan air dua liter,” imbuhnya. (*/Oriel)
