Kunjungi Training PII, Ini Pesan dari Mendikbud Muhadjir Effendi

FAKTA BANTEN – Ditengah kesibukannya menemani Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Pontianak Kalimantan Barat Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendi menyempatkan diri berkunjung ke lokasi Kegiatan Leadership Basic Training (LBT) Pelajar Islam Indonesia (PII) di SMA Negeri 1 Pontianak, Kamis (28/12/2017).

Kedatangan Muhajir Effendi di lokasi LBT sekitar pukul, 19.30 wib disambut langsung Ketua Umum Pengurus Wilayah Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PW KB PII) Kalbar, Aswandi dan Ketua Umum Pengurus Cabang Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PC KB PII) Kota Pontianak, Untung Surya serta Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PD PII) Kalbar, Dede Ari Kusuma dan tokoh masyarakat Kalbar lainnya.

Dihadapan peserta LBT yang berada di dalam Gedung Teater Amphi SMA Negeri 1 Pontianak, Muhajir Effendi berpesan agar tidak menyia-nyiakan waktu belajar dan siap untuk menjadi pemimpin masa depan untuk Indonesia.

“Jadi Leadership Basic Training itu merupakan latihan dasar untuk menjadi pemimpin agar kelak saudara naluri kepemimpinannya terasah, karena setiap orang merupakan pemimpin hanya saja ada yang bagus dan tidak, tapi dengan memiliki jiwa kepemimpinan yang bagus tapi tidak diasah juga tidak akan tumbuh menjadi pemimpin yang sejati, tapi sebaliknya dengan diasah jiwa kepemimpinannya bisa jadi bagus juga,” ungkapnya.

Kader Pelajar Islam Indonesia itu harus sadar kalau dirinya adalah pemimpin masa depan yang tidak hanya memerlukan modal nekat saja tapi berani bergerak. Suatu contoh kalau melihat temanya bersungguh dalam belajar ia harus lebih bersungguh-sunggug belajar lagi.

“Kenapa Joko Widodo bisa jadi presiden karena waktu melihat temanya belajar satu jam dia belajar dua jam, kalau ada temanya belajar dua jam Jokowi belajar empat jam dan itulah yang menempa dirinya bisa menjadi pemimpin Indonesia (Presiden),” ceritanya.

Muhajir Effendi juga mengingatkan peserta akan pentingnya memahami perbedaan dan keberagaman yang ada di Indonesia dan siap hidup dalam keberagaman tersebut dengan cara menanamkan sikap toleransi sejak dini dengan cara mau mendengarkan sesuatu yang tidak cocok.

“Harus belajar ketika kita meyakini kebenaran itu, juga ada orang lain yang meyakini kebenarannya yang berbeda dengan kita dan tidak perlu saling memaksakan. Berbeda itu sering tidak nyaman terutama pada awal-awalnya terutama tidak terlatih, kenyataanya Indonesia seperti itu. Preseiden berpesan keanekaragaman yang ada saat ini merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, tinggal bagaimana kita mengelolanya agar tidak menjadi sumber perpecahan,” pesanya.

Untuk itu, Muhajir Effendi berpesan dan mengingatkan peserta Leadership Basic Training Pelajar Islam Indonesia agar tidak menyia-nyiakan waktu sedikitpun untuk belajar dan belajar agar menjadi pemimpin Indonesia yang tangguh. Selain itu, Muhajir Effendi juga mengapresiasi pihak SMA Negeri 1 Pontianak serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang telah membantu terselenggaranya kegiatan LBT yang digelar Pelajar Islam Indonesia.

“Sebelum saya menjadi menteri saya pernah menulis pentingnya kembalinya organisasi-organisasi extra sekolah (eskul) dalam pendidikan kita dan saya berterima kasih kepada piminan SMA Negeri 1 Pontianak dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang diam-diam sudah menterjemahkan apa yang saya sudah tulis dan itu bisa menjadi kebijakan straregis dalam membentuk pendidikan yang berkarakter,” harapnya. (*/rri.co.id)

Honda