Eks Karyawan PT PMT dan BMS di Cikande Cerita Dampak Radiasi Cesium 137: Sekarang Nggak Ada Pemasukan
SERANG — Dampak temuan paparan radioaktif Cesium 137 di kawasan industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, mulai dirasakan langsung oleh warga sekitar.
Salah satunya pasangan suami istri, Roni dan Sakinah, warga Desa Nambo Udik, Kecamatan Cikande, yang kini harus kehilangan pekerjaan akibat tercemarnya area industri tempat mereka bekerja.
Roni, yang sebelumnya bekerja di PT Peter Metal Technology (PMT) perusahaan yang menjadi sumber penyebaran radiasi mengaku sempat menjalani pemeriksaan kesehatan setelah kejadian tersebut.
“Tes kesehatannya cuma ambil darah. Pulang langsung dikasih obat radiogradase, obatnya sehari harus diminum sembilan butir. Itu diminum tiga kali sehari, alhamdulillah nggak ada gejala, sehat,” ungkap Roni saat ditemui di kediamannya, Selasa (7/10/2025).
Ia menuturkan, sejak berhenti bekerja tiga bulan lalu, kehidupannya menjadi sulit.
“Dampak radiasi itu sangat terasa. Saya nggak ada pekerjaan, istri juga kena dampaknya. Dulu masih ada penghasilan, sekarang nggak ada sama sekali,” ujarnya lirih.
Roni berharap pemerintah dapat turun tangan membantu para pekerja terdampak.
“Saya berharap pemerintah bisa kasih saya pekerjaan, kasihan anak saya butuh makan. Kalau nggak ada pekerjaan, harapannya ada kebijaksanaan dari pemerintah. Dari perusahaan juga keluar tanpa kebijakan, nggak ada gaji walaupun di rumahkan. Semua nganggur,” tambahnya.
Menurut Roni, aktivitas di PT Peter Metal Technology telah berhenti total sejak dua hingga tiga bulan lalu.
“Pabrik sudah off semua. Sangat disayangkan keluar tanpa kompensasi, semua karyawan termasuk pekerja asing dari Cina pada pulang ke negaranya,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh istrinya, Sakinah, yang sebelumnya bekerja di PT Bahari Makmur Sejati (BMS) Cikande.
Ia mengaku sudah hampir empat bulan menganggur.
“Hampir empat bulan ini nganggur, katanya sementara karena BMS itu terkena dampaknya. Sejak informasi dari FDA Amerika mengumumkan radiasi itu, langsung tutup semua. Setelah itu nggak ada pemasukan, nggak ada kompensasi. Kita karyawan harian lepas, nggak ada Jamsostek, padahal saya kerja hampir 20 tahun,” ungkapnya.
Sakinah menuturkan, pemeriksaan kesehatan di tempatnya bekerja juga dilakukan secara sederhana.
“Kemarin juga tes di BMS cuma ambil darah, tapi nggak dikasih obat kayak bapak. Cuma dikasih vitamin doang,” ucapnya.
Ia berharap situasi di kawasan industri segera kembali normal agar dapat kembali bekerja.
“Saya harap bisa kembali seperti semula, bisa kerja lagi buat pemasukan keluarga,” ujarnya penuh harap.
Kasus temuan radiasi Cesium 137 di Cikande kini masih dalam penanganan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bersama aparat kepolisian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pemerintah berjanji akan memastikan penanganan secara menyeluruh, termasuk terhadap dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat terdampak.***

