Kisah Mutoharoh, Guru Sukarelawan 12 Tahun Mengabdi di Pulau Tunda

SERANG – Mutoharoh (34) salah satu guru berprestasi yang mengabdikan dirinya mengajar anak-anak sekolah dasar di SDN Pulau Tunda Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Sudah 12 tahun ibu dua orang anak ini mengajar di sekolah tingkat dasar satu-satunya di pulau ini.

Berbekal Pendidikan SMA yang pernah ia geluti, ‘Ibu Mut’ begitu ia disapa, tidak letih memberikan pelajaran bagi 150 anak yang bersekolah di SD tersebut.

Setiap hari ia harus berjalan kaki selama 15 menit untuk mencapai SDN Pulau Tunda yang memang tidak jauh dari tempatnya tinggal.

Menurutnya, pendidikan adalah hak bagi setiap anak di muka bumi ini, tak perduli ia tinggal di perkotaan atau di pulau terpencil sekalipun, hak atas pendidikan ini juga dimiliki anak-anak yang tinggal di Pulau Tunda.

“Saya mengajar karena saya punya kewajiban untuk lebih meningkatkan kualitas generasi di kampung halaman saya,” tutur Mutoharoh saat ditemui dalam peringatan HUT PGRI dan Hari Guru ke-72 tingkat Provinsi Banten, Rabu (29/11/2017).

Meski terus berjuang untuk kemajuan generasi di pulau ini, nasib karirnya tidak sebanding dengan perjuangan yang ia lakukan setiap hari.

Selama 12 tahun mengabdi menjadi pendidik, statusnya masih seorang guru sukarelawan yang dibayar alakadarnya oleh sekolah.

“Enggak sampai Rp 1 juta itu juga dibayar 3 bulan sekali kalau BOS-nya cair,” imbuh Ibu Mut.

Dengan gaji yang tidak seberapa, ditambah penghasilan tidak pasti dari suami yang hanya seorang nelayan, Mutoharoh harus menghidupi dua orang anak yang kini telah duduk di kelas 1 SD dan di tingkat TK.

Meskipun hidup pas-pasan, dorongannya untuk tetap mengajar tetap tinggi walaupun godaan untuk mencari mata pencaharian lain terus menggodanya.

“Saya bangga menjadi guru, setidaknya bisa bermanfaat bagi orang lain, dan itu sudah cita-cita saya dari kecil,” katanya.

Yang ia harapkan adalah ada perhatian lebih dari pemerintah akan nasib guru-guru sukarelawan yang telah lama mengabdi di dunia pendidikan, Ia juga berharap bisa diangkat menjadi PNS dan mendapatkan kehidupan layak dengan menjadi seorang guru.

“Sudah 12 tahun pengen diangkat tidak honor-honor aja,” tutur Mutoharoh.

Terkait nasib guru honorer yang belum diangkat di Provinsi Banten, Ketua PGRI Provinsi Banten, Aep Junaedi mengaku ada sekitar 17 ribu guru yang statusnya masih TKK atau TKS.

“Ada 17 ribu guru yang masih honor, 12 ribu guru SMK dan SMA,” ujar Aep kepada media, Rabu (29/11/2017).

Ia berharap pemerintah segera memberikan solusi akan permasalahan tersebut, pihaknya juga meminta pemerintah mencabut moratorium pengangkatan dari jalur honorer.

“Kita mendorong agar moratorium ini dicabut, kasian nasib guru-guru kita, tidak ada penghasilan pasti setiap bulannya, guru ini adalah kunci baik buruknya generasi bangsa,” pungkasnya. (*/Yosep)

Honda