Polemik Penutupan Wisata, Pengelola di Pantai Anyer Sebut Pemerintah Tebang Pilih

Sankyu

SERANG – Kebijakan penutupan tempat wisata sementara oleh pemerintah Provinsi Banten tuai kritikan dari pengelola Pantai Anyer.

Pasalnya, mereka menganggap bahwa dari banyaknya tempat wisata masih banyak yang tidak mengikuti aturan kebijakan pemerintah seperti, masih membuka tempat wisata.

Pengelola Pantai Pasir Putih, Asep mengatakan, pihaknya mengaku iri dengan tempat wisata pantai masih banyak yang buka padahal kebijakan pemerintah sudah jelas menutup tempat wisata sementara. Oleh karena itu, dirinya menganggap bahwa pemerintah tebang pilih dengan peraturan yang dibuatnya sendiri.

“Secara pribadi saya sangat iri sekali kenapa yang lain tidak mengikuti aturan dari pemerintah, padahal disitu ada aparat kepolisian kenapa tidak ditutup, kalau memang disuruhnya ditutup ya tutup semuanya jangan setengah-setengah,” katanya saat ditemui di lokasi oleh wartawan, Selasa (17/5/2021).

Asep melanjutkan, pihaknya tetap mengikuti aturan kebijakan dari pemerintah dengan menutup tempat wisata nya. Walaupun, dari pagi sudah lebih dari 100 kendaraan roda dua ataupun roda empat yang hendak memasuki tempat wisatanya.

“Tetap kita tutup, walaupun dari pagi itu banyak yang datang kita tetap ikuti aturan pemerintah, jangan dari luar daerah, dari daerah lokal aja tidak kami perbolehkan masuk,” ujarnya.

Dirinya meminta kepada pemerintah, jika membuat aturan harus dipertanggungjawabkan jangan tebang pilih. Karena, menurutnya peraturan itu harus dilaksanakan dan jika ada yang melanggar langsung ditindak tegas.

Sekda ramadhan

“Sebenarnya peraturan ini buat siapa, katanya semua tempat wisata ditutup tapi masih banyak yang pada buka, kalau memang ditutup ya harus ditindak tegas tutup semuanya,” ucapnya.

Ia juga berharap, semoga ada kebijakan baru yang memperbolehkan tempat wisata dibuka kembali. Pasalnya, dirinya merasa iba dengan para pedagang di lokasi tempat wisatanya yang tetap berjualan walaupun tidak ada wisatawan.

“Pedagang disini semuanya ada lebih dari 200, mereka semua dari mulai pedagang asongan, oleh-oleh dan lain-lain, mereka semua masyarakat sekitar pasir putih yang ikut mencari makan dan minum di pantai,” tuturnya.

Sementara, Pengelola Pantai Sambolo Satu Ahmad Rifandi mengatakan, dirinya terpaksa harus membuka tempat wisata Pantai Sambolo Satu dikarenakan, baik para pedagang ataupun pihak pengelola tempat wisata sama-sama memerlukan pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

“Kita bingung kalau misalkan kita tutup ya kita dimarahi oleh para pedagang, mau tidak mau ya kita harus buka, karena kita juga perlu untuk kebutuhan kita, karena ini momentum satu tahun sekali habis labaran,” katanya.

Walaupun dibuka, Rifandi mengatakan, pihaknya menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ketat seperti, mewajibkan para wisatawan memakai masker dan pembatasan kunjungan hanya 50 persen.

“Kalau kata yang berwenang mah kalau kaya seperti ini mah tidak terlalu banyak, ada kebijakan sedikit dari yang berwenang,” tukasnya. (*/Roel)

Honda