Soal Geothermal, Wagub Janji Akan Mediasikan Warga Padarincang dengan Kementerian ESDM
SERANG – Massa yang tergabung kedalam Sarekat Perjuangan Rakyat (SAPAR) Padarincang menggelar aksi unjuk rasa di depan KP3B Provinsi Banten, Curug, Serang, Rabu (14/2/2018).
Sekitar 3000 massa yang tergabung dari unsur mahasiswa, santri, ustadz dan ulama se-Kecamatan Padarincang tersebut menuntut penghentian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau geothermal di Kampung Wangun, Desa Batu Kuwung, Padarincang.
Pembangunan geothermal yang tengah berlangsung oleh PT Sintesa Banten Geothermal (SBG) dirasa sangat meresahkan dan berdampak pada kerusakan alam Padarincang.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur, Andika Hazrumy menerima 15 orang perwakilan massa untuk audiensi di pendopo gubernur.
Dalam audiensi tersebut, massa mengungkapkan keberatannya atas pembangunan geothermal di daerahnya, dengan memaparkan gejolak yang terjadi dilingkungan masyarakat Padarincang akibat dari pembangunan geothermal tersebut.
“Hampir setahun masyarakat susah tidur, karena suara pengeboran dan suara batu-batu yang jatuh dari atas,” ungkap salah seorang massa.
“Bukan hanya itu, alat-alat berat yang masuk sudah merusak pepohonan. Dan aliran air pun jadi tercemar,” imbuhnya.
Wakil Gubernur menerima aspirasi masyarakat Padarincang, dan mendukung apa yang menjadi keluhan masyarakat.
“Keinginan masyarakat Banten adalah keinginan Pemprov juga,” ucapnya dalam audiensi tersebut.
Ia pun menuturkan bahwa terkait pembangunan geothermal di Padarincang, itu wewenangnya bukan di ranah Pemprov tapi langsung dari Kementerian ESDM.
“Setelah saya cek, ternyata izin itu ada sebelum WH-Andika dilantik, dan ternyata perizinannya juga langsung dari Kementerian ESDM,” ungkapnya.
Ia pun menginformasikan kepada perwakilan massa, bahwasanya izin dari PT Sintesa Geothermal Banten tersebut akan berakhir di 28 April 2018.
Namun, Andika berjanji akan membantu mediasi secara langsung masyarakat Padarincang dengan Kementerian ESDM, agar bisa langsung menyampaikan yang menjadi keluhan dan keinginannya terkait pembangunan geothermal.
“Nanti Pemprov bantu untuk bertemu langsung Pak Menteri ESDM,” janji Andika.
“Mudah-mudahan dalam satu dua hari sudah bisa terlaksana, saya hubungi dulu Pak Menteri nya,” imbuhnya.
Ia pun meminta kepada masyarakat Padarincang yang melakukan tuntutan tersebut, untuk mengumpulkan bukti-bukti yang otentik agar bisa ditunjukkan saat audiensi dengan pihak kementrian nanti.
“Dari sekarang, perkuat bukti-bukti kalau pembangunan geothermal itu ternyata banyak mudhorotnya. Baik foto dan video, agar Pak Menteri juga bisa langsung meninjau terkait apa yang menjadi keresahan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu koordinator aksi yang ikut audiensi bersama Wakil Gubernur, Rendi Muhammad Yani mengungkapkan, rasa terimakasihnya kepada Wagub yang dalam hal ini mau mendengar secara langsung aspirasi masyarakat, dan akan membantu masyarakat Padarincang untuk bisa audiensi langsung dengan Kementerian ESDM.
“Tadinya kita mau ada aksi jalan kaki ke Kementerian ESDM, tapi karena pak Wagub mau membantu. Ya syukur,” ucap Rendi.
“Sebetulnya kami ingin dari sini kami dapat keputusan, setidaknya untuk bisa menghentikan sementara pembangunan tersebut, ya syukur-syukur selamanya. Jadi baru 70% rasa kepuasaan kami itu,” tambahnya.
Rendi pun mengutarakan apabila apa yang menjadi keinginan dan tuntutan masyarakat Padarincang tidak mendapat respon positif dari Kementrian ESDM, maka ia tidak bertanggungjawab apabila nanti wujud asli dari masyarakat Padarincang keluar.
“Sejarah membuktikan, sementara ini kita coba menahan diri, dan tetap menempuh koridor-koridor hukum yang berlaku,” tutupnya. (*/Ndol)