Tak Kunjung Bangun Shelter Tsunami, Bupati Serang Dinilai Abaikan Keselamatan Warga
SERANG – Bencana tsunami yang melanda pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang pada Desember 2018 lalu tidak membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang mengevaluasi diri untuk memberikan rasa aman dan keselamatan kepada warganya.
Pasalnya, Pemkab Serang hingga saat ini belum mempunyai rencana membangun gedung shelter sebagai tempat evakuasi warga ketika bencana tsunami datang.
Salah satu warga pesisir pantai Anyer, Rifqi Rizkulah mengatakan, ia menyangkan sikap Pemkab Serang pasca bencana tsunami yang tidak melakukan evaluasi diri untuk menjaga keselamatan warganya.
“Harusnya setelah bencana tsunami Bupati Serang lakukan evaluasi apa saja hal yang mesti dilakukan untuk memberikan keselamatan pada warganya, tapi ini sepertinya tidak, buktinya gedung shelter saja belum ada rencana dibangun,” kata Rifqi, Kamis (28/11/2019).
Dipaparkan Rifqi, bencana alam baik gempa bumi maupun tsunami bisa datang kapan saja. Maka menurutnya, pembangunan gedung shelter salah satu indikator penilaian bagaimana Pemkab Serang memberikan pelayanan yang baik terhadap warganya.
“Kalau gedung shelter dibangun minimal masyarakat di pesisir pantai bisa mengevaluasi diri tidak terlalu jauh, dan perlu dicatat bahwa bencana alam bisa datang kapan saja,” paparnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengungkapkan, ia belum bisa menganggarkan pembangunan gedung shelter. Dengan dalih minimnya anggaran.
“Saya belum tahu. Karena anggarannya tarik-tarikan. Karena di pendidikan butuh, kesehatan butuh, kemudian yang lainnya juga butuh,” ungkapnya.
Namun, pihaknya mengaku ke depan akan menganggarkan pembangunan gedung shelter, dalam rencananya pembangunan gedung tersebut akan dibangun di daerah Cinangka.
“Kan tsunami tahun lalu. Tapi kami akan menganggarkan itu untuk pembangunan shelter di bukit yang ada di Cinangka,” ungkapnya
Menurutnya, jika pembangunan gedung shelter di bangun di daerah Anyer, ia menyatakan itu tidak mungkin dilakukan, karena daerah tersebut bukan dataran tinggi.
“Karena untuk Anyer kita sangat sulit karena kondisinya rata semua. Nah untuk di Cinangka akan merencanakan di atas bukit. Dan membuka jalur-jalur evakuasi untuk diperbanyak dan di atasnya ada shelter,” ucapnya. (*/Ocit)