Mahasiswa Lebak Gelar Aksi Pungut Sampah dan Donasi Koin untuk Guru Honorer di CFD

LEBAK – Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) perwakilan Rangkasbitung, kembali turun ke jalan untuk menggelar aksi lanjutan dengan melakukan gerakan 1 koin untuk guru honorer yang ada di pelosok daerah. Minggu (16/12).

Dalam aksinya yang berlangsung di Alun-alun Rangkasbitung tersebut, mahasiswa juga sambil membawa kantong plastik kresek berwarna hitam untuk mengumpulkan sampah menjaga lingkungan sekitar dari maraknya sampah yang berserakan setelah berlangsungnya car free day.

Diketahui, aksi penggalangan dana ini adalah aksi kemanusiaan dari bentuk kepedulian para aktifis kumala perwakilan rangkasbitung terhadap guru honorer, yang saat ini dinilai semakin memprihatinkan nasibnya.

“Kami tidak akan pernah bosan dan puas tentunya dengan apa yang ada dan terjadi di kabupaten Lebak hari ini utamanya terhadap para guru honorer, sebab hingga saat ini kami menilai guru honorer yang ada di Kabupaten Lebak masih sangat jauh dari kata sejahtera,” kata M. Mahrom, Ketua Umum Kumala PW Rangkasbitung, kepada faktabanten.co.id.

Kartini dprd serang

Mahrom menuturkan, dari data yang diterima, bahwa angka gaji guru honorer yang sering disebut ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ yakni sebesar Rp.300 ribu per 3 bulan, membuat nasib guru semakin tercekik, dari data (Dapodikdasmen) jumlah guru honorer di Kabupaten Lebak itu sendiri mencapai kurang lebih 11.007.

Dalam setengah hari mahasiswa dapat mengumpulkan sebesar Rp. 260 ribu dan akan terus berlanjut hingga koin tersebut terkumpul dengan sebanyak mungkin, sehingga dirasa pantas untuk didonasikan kepada para guru honorer yang ada di pelosok Lebak.

“Saat ini kami juga membuka posko di asrama mahasiswa Kumala Daerah Kapugeran, Kecamatan Rangkasbitung, bagi para donatur yang ingin mendatangi posko dan memberikan donasinya kami juga menerima dan itu dilakukan bilamana para dermawan masih mempercayai kami untuk dapat menyalurkannya dengan gagasan yang kami miliki,” terang Mahrom.

“Dan saat ini kami memiliki harapan bahwa Kabupaten Lebak ke depan ketika berbicara pendidikan antara Sekolah Negeri dan Swasta tak lantas memiliki perbedaan yang signifikan, karena bagi kami tak ada perbedaan diantara keduanya dengan sama-sama memiliki visi dan misi yang sama untuk mencerdaskan generasi agama bangsa dan umat,” tutup Mahrom. (*/Eza Y,F).

Polda