Miris, Ternyata Masih Ada Rumah Mirip Kandang Sapi di Kota Cilegon

CILEGON – Sungguh miris jika melihat kehidupan keluarga Akim (55) dan isterinya Rumanah (50), warga Link. Lebak Waluh, Kelurahan Bulakan, Kecamatan Cibeber, yang selama ini tinggal di rumah sangat tidak layak huni ini. Bahkan tembok rumah yang terbuat dari kayu dan bambu tersebut keberadaannya kini sudah miring dan nyaris ambruk.

Dan mirisnya lagi, sudah lima tahun pasangan suami istri yang bekerja sebagai buruh serabutan ini, mengaku tidak tersentuh bantuan pemerintah.

“Kerja juga kalau ada yang nyuruh ke ladang aja kang, kalau nggak ada yang nyuruh mah seadanya aja yang sanggup dikerjain. Sudah lama gak ada, bantuan terakhir itu waktu di kasih uang BLT (Bantuan Langsung Tunai) tah itu, tahun 2013-an lah,” ungkap Akim, kepada faktabanten.co.id, Sabtu (26/1/2019) sore.

Kondisi rumah Akim yang masih beralaskan tanah dan tanpa sekat batas ruang ini, untuk tempat tidur tampak disiasati dengan diberi alas tikar dari spanduk-spanduk bekas yang digelar untuk menghindari menempelnya tanah ke tubuh dan pakaian.

“Kalau hujan turun yang sedih mah kang, sudah atapnya bocor, air dari luar suka masuk ke dalam. Ngerinya tiang jadi pada ‘doyong’ gitu, takutnya roboh doang,” ujar Akim.

Pak Akim dan istrinya tinggal di rumah yang berlantai tanah dan dinding kayu / Dok

Kedatangan wartawan bersama perwakilan Ormas Gabungan Anak Indonesia Bersatu (GAIB) Kota Cilegon yang membawa bantuan sembako, disambut tangis gembira Pak Akim dan Ibu Rumanah.

Sekretaris GAIB, Supriyadi, mengaku merasa prihatin melihat masih ada kondisi rumah warga Cilegon yang demikian. Pihaknya juga menyesalkan pihak kelurahan setempat yang terkesan tutup mata untuk melihat realitas yang ada di lingkungan.

“Saya gak tega melihatnya ini ironis, di Cilegon dengan APBD hampir Rp2 triliun ditambah keberadaan ratusan industri raksasa, tapi masih ada rumah warga yang keadaannya ‘lebih bagusan kandang sapi’. Saya heran, apa Lurah Bulakan dan Camat Cibeber tidak tahu? Pak Akim sudah lima tahun gak dapat bantuan apa-apa seperti itu. Terus selama ini mata dan telinga mereka buat apa?” tegasnya.

Aktivis muda ini berempati dan memberikan bantuan alakadarnya untuk keluarga Akim.

“Kita hanya bawa sedikit Sembako, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi Pak Akim dan isterinya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Supriyadi berjanji akan terus melakukan advokasi sosial, dan mengusulkan bantuan kepada otoritas terkait, sampai terealisasinya pembangunan rumah yang layak bagi keluarga Akim.

“Akan terus kami kawal, akan kami sampaikan pada pemerintah setempat, perusahaan, lembaga sosial dan politisi hingga ada bantuan bedah rumah. Kami ingin Pak Akim tinggal di rumah yang layak huni,” tandasnya. (*/Ilung)

[socialpoll id=”2521136″]

Honda