SERANG – Usai meresmikan pembangunan rumah bagi keluarga korban tsunami selat sunda di kecamatan Cinangka, Bupati Serang perintahkan camat ajukan rutilahu.
Hal itu Ia katakan setelah bertemu salah satu warga yang kediamannya tidak layak huni usai meninjau rumah ketiga yang hampir selesai.
Di perjalanan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mendadak berbelok arah, menghampiri seorang ibu yang sedang menggendong anaknya dan mempertanyakan rumah yang ditinggali ibu Elis.
Elis, mengaku rumah gubuk berukuran sekira 5 x 7 meter tersebut dihuni oleh 5 orang. Ia tinggal bersama suaminya Kusnadi serta ketiga anaknya.
Rumah tersebut yang juga Ia jadikan tempat sebuah industri rumahan. Suaminya, sebagai kepala keluarga adalah seorang pembuat tahu yang kesehariannya menjual tahu langsung ke Pasar Anyer dan berkeliling.
Rumah yang sudah enam tahun Ia tinggali ini berdiri di atas lahan milik orang lain. Setiap hujan, dapat dipastikan banyak bocor karena lubang-lubang di atap yang terlihat, rumah tersebut juga bisa membahayakan karena semua bahan bangunan terbuat dari kayu dan bambu yang sudah terlihat rapuh.
Setiap tahun, Ia menjelaskan, keluarganya membayar sewa tanah Rp 1,5 juta untuk tetap bertahan dan memiliki tempat tinggal.
“Keluarga saya ingin membeli tanah, tapi di sini mahal. Satu meter bisa sampai Rp 200 ribu,” ujar perempuan asal Tasikmalaya itu.
Sontak, Tatu tidak bisa menahan haru ketika langsung melihat kondisi rumah tersebut. Ia meminta kepada Camat Cinangka agar segera mengajukan bantuan untuk keluarga Elis kepada Pemerintah Kabupaten Serang.
“Pak Camat mohon segera didata, agar rumah ini segera mendapatkan bantuan dari Pemkab Serang,” perintah Tatu kepada Camat Cinangka Deni Firdaus.
Tatu juga meminta kepada Kepala Dinas Perumahan Kawasan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Serang Irawan Noor yang hadir pada kesempatan tersebut agar dapat di uapayakan segera dibangun.
“Rumah ini membahayakan, Pak Kadis harus upayakan bisa dibangun tahun ini,” perintah Tatu.
Sekadar diketahui, sejak tahun 2016 hingga 2018, dari berbagai sumber anggaran pemerintah, infak dan swasta, di Kabupaten Serang telah diperbaiki sebanyak 2.846 rumah tidak layak huni (rutilahu-RTLH). Dengan perincian, 247 rumah pada 2016, 1.288 rumah pada 2017, dan 1.311 rumah pada 2018.
Sumber anggaran perbaikan rutilahu berasal dari APBN, APBD Banten, APBD Kabupaten Serang, Infak ASN, dan corporate social responsibility (CSR) atau dana sosial perusahaan. Untuk infaq ASN, dihimpun oleh Baznas Kabupaten Serang, dan dalam proses realisasi perbaikan rutilahu melibatkan TNI dari Kodim 06/02 Serang, dan bergotong royong dengan masyarakat.
“Saat ini tersisa sekitar 7.427 rutilahu yang harus diperbaiki. Kami targetkan setiap tahun lebih dari 1.000 rutilahu diperbaiki. Jika bantuan dari pusat dan provinsi besar, tentu bisa memperbaiki 2.000 rutilahu per tahun,” ujar Tatu. (*/Dave)