Cilegon Dikepung Banjir, Mahasiwa Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Pembangunan

Sankyu

CILEGON – Dampak banjir di Kota Cilegon yang makin besar dan meluas yang terjadi pasca hujan deras Senin (4/5/2020), juga mendapat sorotan tajam dari elemen mahasiswa yang menduga adanya kesalahan dari kebijakan-kebijakan Pemerintah. Terutama pada pembangunan infrastruktur, makin padatnya industri dan masih maraknya eksploitasi alam atau aktifitas tambang di kota industri tersebut.

“Saat ini bukan hanya asap industri yang menghantui masyarakat, Cilegon pun kerap mengalami banjir jika musim hujan, karena kawasan hilir sungai yang menyempit karena tertutup oleh aktivitas industri,” kata Ketua Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) Rizky Putra Sandika kepada Fakta Banten, Selasa (5/5/2020).

Meski mengaku tak bermaksud hanya menyalahkan, namun IMC menilai bahwa Pemkot Cilegon dengan tugas kenegaraan dan amanah rakyat yang diembannya, harus bertanggung jawab untuk membantu korban banjir dan mencegah terjadinya banjir susulan ke depan.

“Siapa yang salah? Jelas tidak ada yang ingin disalahkan, tapi pembangunan infrastruktur dan penambangan yang terjadi itu kan kewenangan pemerintah. Jadi yah sebaiknya introspeksi pemerintah, dan harus bertanggung jawab,” tegas Rizky.

Sekda ramadhan

“Kita juga melihat selama ini penambangan liar galian C yang sangat bebas, pembangunan yang kurang memperhatikan Amdal dan aspirasi masyarakat sekitar, serta drainase yang kerap dilupakan setiap pembangunan, seperti pembangunan JLU di titik Kecamatan Grogol, belum jadi saja sudah merugikan masyarakat apalagi nanti, ini harus difikirkan kembali,” bebernya.

Menurut Rizky, dampak banjir kali ini di Kota Cilegon sangat besar dan merugikan semua pihak. Untuk itu ia juga mendorong pemerintah untuk melakukan kajian ulang dalam pembangunan, khususnya terkait rencana tata ruang wilayah Kota Cilegon.

“Bukan hanya perkampungan yang terdampak banjir, jalan raya yang berada di pusat pemerintahan juga banjir, ini sangat memalukan sekali. Pemerintah harus serius menangani banjir dan jangan asal-asalan setiap melakukan pembangunan,” cibirnya.

Selain mengkritisi, mahasiswa yang tergabung di IMC juga mulai terjun ke lapangan untuk menjadi relawan membantu masyarakat yang menjadi korban banjir dan membutuhkan bantuan baik secara moril maupun materil. (*/Ilung)

Honda