Ketersediaan Air Baku di Cilegon Menipis, DLH Dorong Konservasi dan Kolaborasi

PT IRT & Anas HUT Cilegon

 

CILEGON– Ketersediaan air baku di Kota Cilegon semakin menipis akibat berbagai faktor, seperti alih fungsi lahan dan berkurangnya vegetasi.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Perencanaan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cilegon, Asep Faturahman, dalam keterangannya pada Kamis (14/2/2025).

“Kebutuhan air ini kan kebutuhan yang mendasar, ketersediaan air menjadi isu karena digunakan setiap hari sementara ketersediaannya terbatas. Alih fungsi lahan di Cilegon juga jadi masalah, ini berpengaruh dengan daerah resapan yang makin berkurang,” ujar Asep.

Berdasarkan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kota Cilegon 2024-2029, Kecamatan Citangkil menjadi wilayah dengan distribusi kelas jasa penyedia air bersih paling luas.

Baznas RSUD HUT Cilegon

Kecamatan ini memiliki daya dukung lingkungan penyedia air bersih terbaik dengan kelas Jasa Lingkungan sangat tinggi, mencakup area seluas 1.129,96 hektare, yang merupakan yang terbesar dibandingkan tujuh kecamatan lainnya di Kota Cilegon.

Meski demikian, tantangan dalam menjaga daerah resapan tetap ada, terutama karena sebagian besar lahan dimiliki oleh sektor privat.

KTI dan KSI

“Tutupan lahan masih ada, cuma untuk lahan ini kan sebagian punya privat sektor. Ada beberapa daerah seperti sepadan yang kita manfaatkan dan amankan untuk daerah resapan, seperti sepadan sungai dan wilayah tertentu seperti di bawah SUTET yang kita manfaatkan untuk kita tanam,” jelas Asep.

Selain itu, Asep menekankan pentingnya kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengatasi krisis air baku di Cilegon.

“Sementara intrusi air laut semakin menjauh, harus ada upaya-upaya dan tidak bisa diselesaikan oleh satu dinas saja. Harus ada kolaborasi dari OPD-OPD lain,” tambahnya.

Sebagai bagian dari upaya konservasi, DLH mendorong pembangunan tandon dan sumur resapan, serta pemanfaatan air sungai yang telah mendapatkan persetujuan lingkungan untuk diolah menjadi air layak konsumsi.

Selain itu, langkah konservasi lainnya mencakup penetapan hutan kota, seperti yang ada di Cibeber dan area KS di Randakari.

Ke depan, DLH juga berencana melakukan penghijauan di daerah yang terkena dampak intrusi air laut, seperti di Pulomerak dan Ciwandan.

“Upaya ke depan adalah melakukan penekanan lahan untuk daerah-daerah yang terkena intrusi, seperti di Pulomerak dan Ciwandan, dengan penghijauan,” pungkas Asep.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, langkah-langkah strategis dalam konservasi sumber daya air dan kolaborasi antar instansi menjadi kunci untuk menjaga ketersediaan air baku bagi masyarakat Kota Cilegon. (*/ARAS)

Sekda Dindik
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien