Mengerucut, Ini Kemungkinan Pasangan Calon yang Bertarung di Pilkada Cilegon

Sankyu

CILEGON – Dinamika politik menjelang Pilkada Cilegon 2020 terus bergulir, meski kondisi saat ini tengah tak menentu akibat Pandemi Covid-19. Namun belakangan, mulai nampak terang atas muncul spekulasi terbentuknya sejumlah poros koalisi Partai Politik (Parpol) yang akan mengusung paket pasangan calon.

Pengamat memprediksi akan terbentuk 3 pasangan calon di Pilkada Cilegon, dengan 2 poros partai politik dan 1 pasangan calon independen. Meskipun tidak menutup kemungkinan akan terbentuk satu lagi pasangan, jika terjadi “kawin paksa”.

Berikut ini prediksinya:

  1. H. Ali Mujahidin – Firman Muttaqin
    (Diusung melalui jalur Independen)
  2. Hj. Ratu Ati Marliati – H. Sokhidin
    (Diusung Parpol, Golkar-Gerindra-NasDem-PPP-PKB)
  3. H. Helldy Agustian – H. Sanuji Pentamarta
    (Diusung Parpol, Berkarya-PKS)
  4. H. Iye Iman Rohiman – Reno Yanuar
    (Diusung Parpol, PAN-PDIP-Demokrat)

Menurut Pengamat Politik dari Mathlaul ‘Anwar, Nasrullah, pada bulan Juli mendatang pasangan calon sepertinya akan mulai konkrit terbentuk.

“Meski masih cukup jauh jelang pemilihan, namun karena pengaruh mundurnya tahapan Pilkada akibat Covid-19 kemarin-kemarin ini, sehingga antar parpol dan calon menjadi sangat intens dalam komunikasi politik, dan sepertinya mulai menemukan bentuk koalisi yang pas untuk segera sosialisasi,” ujar Nasrullah kepada wartawan, Jumat (5/6/2020).

Nasrullah lebih meyakini hanya akan 3 pasang calon yang terbentuk di Pilkada Cilegon 2020, karena paket koalisi baru Parpol yang mengusung Haji Iye Iman Rohiman terlihat gamang mencari pendamping.

Sekda ramadhan

“Kecuali Haji Iye dan Parpol sepakat membentuk koalisi dengan Reno Yanuar. Bisa jadi pasangan itu. Tapi tentu Reno akan minta restu ke PDIP, bagaimana arah Parpol, melihat peluangnya untuk menang,” tutur Nasrullah.

Nasrullah secara terbuka menyebutkan tiga kandidat yang berpeluang maju melalui tiga poros koalisi tersebut yakni, paket petahana diwakili, Hj Ratu Ati Marliati – H. Sokhidin, kemudian kandidat pro perubahan, H. Helldy Agustian – H. Sanuji Pentamarta, dan satu lagi, H Ali Mujahidin – Lian Firman.

“Tiga pasang kandidat itu kalau terjadi, bisa disebut perang bintang dan cukup imbang. Lagi pula, saya melihat pergerakan tiga kandidat ini luar biasa dalam hal dukungan publik dan rating hasil survei. Terlebih dalam hal syarat dukungan juga sudah aman baik Parpol maupun yang independen,” jelas pria asal Menes Pandeglang ini.

Pasangan calon keempat, kata Nasrullah, bisa saja terbentuk apabila Haji Iye dan koalisi Parpolnya mau berpasangan dengan Reno Yanuar. Atau diloloskannya satu lagi pasangan calon independen, KH Lukman Harun – H. Nasir.

“Mungkin saja terbentuk pasangan Iye – Reno, tapi itu pun kalau PDIP kasih restu tentunya. Sepertinya PDIP berhitung soal peluang menang atau kalah dari hasil survei, sedangkan dua kandidat ini secara survei masih belum naik siginifikan dibanding 3 kandidat walikota yang sudah ada. Sedangkan KH Lukman Harun dan Haji Nasir, peluang lolosnya kecil karena syarat KTP dukungannya pas-pasan,” terang pria yang pernah jadi Dosen di UNMA Banten ini.

Selain itu, Nasrullah juga mengomentari kemungkinan paket calon yang saat ini sudah terbentuk namun masih berpeluang untuk bubar di tengah jalan. Sebab, akan banyak pertimbangan-pertimbangan seiring bergulirnya dinamika politik. Termasuk adanya manuver dari bakal calon dan partai tertentu untuk mendapatkan posisi wakil, mempertimbangkan perhitungan soal biaya dan logistik pemenangan.

“Proses politik masih panjang, bisa jadi akan ada kejutan-kejutan yang muncul,” pungkasnya. (*/Angga)

Honda