SERANG – Nelayan di Desa Salira, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Unit Rukun Nelayan Salira (RNS), terus menuntut dan meminta pihak PT Lestari Banten Energi (LBE) memberikan sarana pangkalan nelayan, yang telah hilang sejak enam tahun silam akibat pembangunan pabrik listrik tersebut.
Hingga kini, pihak perusahaan PLTU Banten 1x 660 Megawatt tersebut masih saja belum memenuhi harapan para nelayan yang pangkalan tergusur sejak awal dibangun.
“Kita sudah beberapa kali mediasi, dengan pihak Pemerintah Desa tidak ada solusi, karena Lurah lebih cenderung membela LBE. Begitu juga saat kami mediasi dengan pihak LBE langsung, kami disuruh menanyakan tuntutan itu ke pihak Desa,” kata Ketua RNS, Salimudin, kepada Fakta Banten, Jumat (10/8/2018).
Nelayan merasa dirugikan dengan keberadaan PT LBE selama ini.
“Sejak ada LBE kami para nelayan terpencar menambatkan perahu, karena tidak ada pangkalan yang memadai. Pihak LBE yang biasanya turun berkomunikasi dengan kami namanya Pak Aris, kepala HRD,” imbuhnya.
Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp (WA), terkait tuntutan para nelayan Salira yang berharap pihak PT LBE memberikan sarana pangkalan. Namun, Aris sama sekali tidak memberikan jawaban, meski kedapatan sedang online.
Begitu juga saat beberapa kali ditelepon, Aris tak mau menjawab.
Sementara itu Pjs Kades Salira, Nursalim, ketika dimintai tanggapannya terkait tuntutan warganya kepada pihak PT LBE, ia hanya menjawab singkat karena mengaku sedang sibuk dan belum mengetahui akan aspirasi warganya sendiri.
“Saya masih fokus ke pelatihan. Sehubungan Pak Lurah belum banyak tahu tentang hal itu, saya masih menggali info-info dari para tokoh-tokoh masyarakat yang lebih tahu,” jawabnya. (*/Ilung)
[socialpoll id=”2513964″]