SWK Festival 2019, Meriahnya Pagelaran Seni dan Kerajinan Tangan Warga Tegalratu

CILEGON – Sanggar Wuni Kreasi yang berlokasi di lingkungan Kubangsaron, Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan, untuk pertama kalinya menggelar pagelaran budaya bertajuk SWK Festival 2019.

Acara yang berlangsung pada Sabtu malam, 26 Oktober 2019, menampilkan beragam kreativitas dari masyarakat. Mulai dari anak-anak, remaja, pemuda hingga ibu-ibu.

Seni yang ditampilkan diantaranya ialah tari-tarian tradisional, musik karawitan, bendrong lesung, paduan suara, mars Bank Sampah dan Kabaret yang menceritakan kisah masyarakat lokal dengan kritik sosial yang dikemas secara lucu dan menarik.

Selain pementasan, ada juga pameran produk dari unit usaha Wuni Wood, sebuah unit usaha yang dibangun oleh Sanggar Wuni Kreasi dengan memanfaatkan limbah kayu.

Ada juga produk kerajinan dari daur ulang sampah anorganik hasil dari ibu-ibu Bank Sampah dan Wuni Sablon yang merupakan mitra usaha Sanggar Wuni Kreasi yang turut memamerkan produknya.

Nur Cholis, Ketua Sanggar Wuni Kreasi mengatakan, kegiatan kebudayaan ini merupakan apresiasi untuk masyarakat dengan menampilkan beragam kreativitas.

Selain itu, ada juga ibu-ibu yang membawakan tari bendrong lesung dan mars bank sampah.

Hal ini dilakukan sebagai upaya meminimalisir kenakalan remaja dengan mengajak mereka melakukan kegiatan kebudayaan.

“Acara ini sebagai wadah apresiasi bagi masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kreativaitas di akar rumput dengan mengusung tema Seni Lan Budaye Kule,” ungkapnya saat sambutan.

Ia berharap, kedepan Sanggar Wuni Kreasi mampu memiliki kemandirian dan keberlanjutan. Memiliki beragam unit usaha yang nanti hasilnya untuk melaksanakan program kemasyarakatan terutama pengembangan SDM masyarakat lokal melalui pendidikan dan kebudayaan.

“Dengan unit usaha kolektif, dalam beberapa tahun kedepan kami bisa melaksanakan program secara mandiri,” ungkapnya.

Di waktu yang sama, CSR PT Indocement Gadang Wardoyo dalam sambutannya mengapresiasi Sanggar Wuni Kreasi yang melakukan program kemasyarakatan. Mulai dari Pendidikan Kebudayaan, Bank Sampah dan Kerajinan.

Selain itu, pagelaran budaya yang digelar mampu mengumpulkan masyarakat untuk menyaksikan sajian tampilan yang menarik dengan konsep tradisional yang kental.

“Dari pertama masuk cukup kental nuansa tradisionalnya, ditambah suasana lighting dan lampu lapangan yang unik,” katanya.

Ia berharap, banyak pemuda-pemuda yang muncul dan peduli terhadap kampung halamannya. Membuat sesuatu dan gebrakan baru untuk kemajuan sumber daya masyarakat lokal. (*/Red)

Honda