Organisasi Papua Merdeka Angkat Senjata dan Nyatakan Perang pada Indonesia
CILEGON, FB – Kelompok Sipil Bersenjata Papua yang menyebut diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyatakan perang dengan Pemerintah Republik Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Goliath Tabuni di markas mereka di Kwiyawagi, Papua Barat.
“Kami nyatakan siap perang dengan militer Indonesia untuk Papua merdeka,” kata Goliath Tabuni lewat siaran pers, Minggu kemarin, 8 Januari 2017.
Goliath Tabuni mengklaim sebagai pimpinan panglima tinggi Komando Nasional, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan pangkat Jenderal. Ia mengaku memimpin 7 Komando Daerah Pertahanan (KODAP) di wilayah pegunungan Papua Barat.
Pernyataan yang disampaikan dalam upacara gabungan 7 KODAP itu, menurut Tabuni ditujukan kepada Pemerintah Indonesia, Dunia Internasional, Oranisasi Perjuangan Papua Merdeka dan Birokrat Orang Asli Papua di seluruh wilayah Papua Barat.
Pada puncak acara tersebut, 7 KODAP telah menyusun strategi perang, persatuan komando tujuan revolusi tahapan sesuai intruksi panglima tinggi.
“Kami bukan ras melayu, kami ras Melanesia,” kata Tabuni.
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada 19 Desember 2016 di Markas KODAP Kwiyawagi Papua Barat. Ribuan rakyat Papua serta setiap prajurit TPNPB telah hadir dan membuat pernyataan.
Tujuh KODAP telah berkomitmen satukan semua kekuatan senjata dan amunisi yang dimiliki dari KODAP masing-masing yang telah hadir pada acara itu. Patok wilayah kekuasaan TPNPB juga telah ditentukan.
Aparat militer Indonesia, lanjutnya, dilarang melintas dari Habema, Tinggina, dan sekitarnya. Jika kedapatan militer Indonesia melintas wilayah yang telah patok, ancam Tabuni, TPNPB tetap akan tembak mati. Hal itu diungkapkan langsung oleh seorang Panglima KODAP Kwiyawagi dalam pernyataanya pada acara itu, 19 Desember 2016.
Pimpinan KODAP yang turut hadir dalam acara ini adalah, Brigjend Militer Murib selaku panglima KODAP Sinak bersama Kepala Staf KODAP (KASDAP) bersama anggotanya, Pimpinan KODAP Kwiyawagi Brigjend Biliru Murib, Panglima Daerah Kwiyawagi dan Panglima Daerah Ilaga Brigjend Peni Murib, serta komandan operasi Lekagak Telenggen selaku Painitia Penyelenggara Kegiatan.
Pernyataan sikap itu dibacakan oleh Panitia Penyelenggara kegiatan Lekagak G. Telenggen, di panggung dalam upacara bendera. Akhir dari upacara, mereka melakukan rapat rapat pimpinan bersama prajurit dari KODAP itu, menyusun strategi bersama untuk melakukan revolusi. (*)
Sumber: www.gatra.com