
SERANG – Berjarak kurang dari lima kilometer dari Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Muhammad Subeki harus hidup terikat dengan kedua tangan diborgol dan kaki terikat di sebuah ruangan kecil di pinggir rumahnya.
Pemuda asal Kampung Cidadap Kecamatan Cipocok Jaya,Kota Serang, yang kini menginjak usia 22 tahun tersebut harus rela diikat karena gangguan jiwa yang ia derita sejak ditinggal mati ayahnya tahun 2012 silam.
Sudah 5 tahun Subeki diikat dengan seutas tali di kedua pergelangan kakinya, bahkan tak hanya terikat di kaki ia juga harus dirantai tangannya karena khawatir kabur dan membuat kerusakan.
Namun dalam kondisi gangguan mental, Subeki enggan orang lain melihat kondisi ikatan tersebut, dengan selalu ditutupinya ikatan itu dengan kain sarung kusam yang ia selalu kenakan.
Tak banyak yang bisa dilakukan keluarga, dijelaskan ibundanya, Subeki yang merupakan anak bungsu dari empat bersaudara hanya bisa dirawat seadanya, tanpa obat dan tenaga medis yang memadai untuk mengobati penyakit jiwanya.
“Dulu sempat ada yang kasih obat tapi sudah 3 bulan ini sudah enggak lagi,” jelas Mbok Sam panggilan akrab wanita renta yang sehari-hari harus merawat anak bungsunya sendirian tersebut.
Pihak keluarga ingin Subeki bisa dirawat dengan layak dan ditangani secara medis sehingga ada harapan pemuda tersebut bisa kembali hidup normal, namun keterbatasan biaya membuat ibu tua yang hanya berprofesi sebagai penganyam atap ilalang itu berpasrah dan membiarkan kondisi anaknya seperti itu.
“Inginnya diobati tapi ibu nggak punya biaya,” tuturnya iba.
Selama ini menurut keterangan Mbok Sam, belum ada dari pihak pemerintah yang menengok kondisinya tersebut, “belum ada yang kesini,” katanya.
Sementara itu keterangan dari kakak kandungnya, Subeki diikat karena takut membahayakan orang lain karena sebelum ditangani seperti itu adiknya sering melakukan perusakan.
“Kaca, keramik bahkan dirusak. Kami khawatir dia bisa nyelakian orang kalau lagi ngamuk,” ujar Lia.
Saat ini keluarga hanya bisa berpasrah mengharapkan dermawan dan uluran tangan pemerintah untuk bisa membuat Subeki kembali menjadi normal.
Dilain pihak, Dinas Sosial Provinsi Banten berharap Subeki bisa terdata oleh Dinas Kesehatan Kota Serang, dan segera mendapatkan bantuan pengobatan hingga rehabilitasi mental.
“Harus didata dulu dan diberi pengobatan rutin agar dia (Subeki) bisa lebih tenang, dan kalau memang orang tua tidak mampu kita bisa merekomendasikan orang itu direhab,” ujar Kasi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten, saat dikonfirmasi, Jumat (7/7/2017). (*)