AKCF Serang, Warga Desa Rancasanggal Berjamaah Ngagurah Dano

Loading...

SERANG – Keramaian terlihat ketika ribuan masyarakat turun berjamaah ke sungai untuk menangkap ikan pada acara Ngagurah Dano di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Minggu, (28/7/2019).

Kegiatan ini merupakan rangkaian Anyer Krakatau Culture Festival yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang berupa tradisi menangkap ikan di aliran Rawa Dano.

Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Ngagurah dano merupakan tradisi dari kearifan lokal yang harus dijaga dan pertahankan, sehingga ini bisa menjadi agenda tahunan Pemkab Serang.

Tradisi Ngagurah Dano pertama kali digelar Pemkab Serang pada tahun 2018, dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat yang berada di aliran Sungai Cidano, yakni di perbatasan Desa Rancasanggal, Kecamatan Padarincang dan Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka.

PCM

Dengan menggunakan alat tangkap ikan tradisional, seperti tadah, jala, ganco, sair dan sambet, warga turun ruah ke sungai. Ditambah Pemkab Serang menaburkan ikan sekitar 1 ton untuk membuat acara semakin meriah.

“Filosofi Ngagurah Dano adalah kebersamaan, kesabaran, dan sikap arif terhadap alam. Warga Bersama-sama mengambil ikan untuk kebutuhan konsumsi pada saat itu, dimakan Bersama-sama dan selebihnya dibawa pulang untuk keluarga,” kata Pandji.

Kepala Desa Cikolelet Kecamatan Cinangka, Ojat Darojat mengatakan, Ngagurah Dano biasa digelar pada kurun waktu Juli atau Agustus. “Dilaksanakan pada puncak kemarau, ikan yang didapat bisanya ikan gabus tawes ikan mas, nila, nilem, lele, udang dan beunteur,” ungkap Ojat.

Ojat menilai, tradisi ini untuk di Banten hanya dilaksanakan di Kabupaten Serang.

“Saya berharap, pemerintah menangkap potensi ini sebagai kearifan lokal, sekaligus potensi pengembangan pariwisata daerah,” ujarnya.(*/Qih)

Bank bnten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien